Mohon tunggu...
Adjat R. Sudradjat
Adjat R. Sudradjat Mohon Tunggu... Penulis - Panggil saya Kang Adjat saja

Meskipun sudah tidak muda, tapi semangat untuk terus berkarya dan memberi manfaat masih menyala dalam diri seorang tua

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Artikel Utama

Bahasa Ibu dan Nasibnya Saat Ini yang Kelabu

20 Februari 2022   18:59 Diperbarui: 21 Februari 2022   07:55 1469
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Hari Bahasa Ibu Internasional yang diperingati setiap tanggal 21 Februari. Sumber: UNESCO

Di balik kasus seorang anggota DPR RI dari fraksi PDIP, Arteria Dahlan, yang dianggap telah menghina bahasa Sunda beberapa waktu lalu, ternyata memiliki hikmah yang sungguh luar biasa. 

Di berbagai media sosial, terutama Facebook dan Twitter, bertebaran pernyataan yang menunjukkan akun tersebut sebagai etnis Sunda yang siap membela bahasa daerahnya, dan akan tetap melestarikannya, tentu saja.

Paling tidak, etnis Sunda yang berada di provinsi Jawa barat seakan-akan diingatkan kembali dengan bahasa Sunda, yang merupakan bahasa Ibu, yang juga disebut sebagai bahasa asli, bahasa pertama, yang dikuasai manusia sejak lahir melalui interaksi dengan sesama anggota masyarakat bahasanya, seperti keluarga dan masyarakat lingkungannya.

Padahal sebelumnya, disinyalir warga etnis Sunda yang merupakan mayoritas penduduk Jawa Barat, dianggap sudah banyak yang lupa terhadap purwadaksi-nya, atau asal-usul dirinya. 

Sehingga tak sedikit dari inohong, atau tokoh budayawan dan sastrawan Sunda yang hariwang, alias khawatir dengan kondisi warga Jawa Barat yang kesehariannya seharusnya berkomunikasi menggunakan bahasa Sunda, namun terkesan sudah mengabaikannya, bahkan sepertinya merasa malu apa apabila harus bertutur kata menggunakan bahasa warisan leluhurnya itu.

Misalnya saja dalam suatu keluarga, dalam melakukan komunikasi dengan sesama keluarga mereka lebih memilih untuk berbahasa Indonesia, atau bahkan bahasa Inggris. 

Entah kenapa, jangankan etnis Sunda yang tinggal di tanah perantauan, mereka yang sehari-hari bertempat tinggal di tanah Pasundan, yakni wilayah terluas di provinsi Jawa Barat yang di dalam kesehariannya menggunakan bahasa Sunda sebagai alat komunikasi dengan sesamanya, dewasa ini sudah banyak yang kurang perceka, atau terampil lagi di dalam menggunakan bahasa warisan leluhurnya itu. Bahkan dari mereka, etnis Sunda - tentunya, cenderung mengabaikannya. 

Padahal sejak tahun 2000, UNESCO, yakni lembaga kebudayaan dunia di bawah naungan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), telah menetapkan bahwa setiap tanggal 21 Februari merupakan Hari Bahasa Ibu Internasional.

Bisa jadi masih ada yang bertanya, apa sih Hari Bahasa Ibu Internasional itu? Kenapa harus diperingati? Bahkan tidak menutup kemungkinan, muncul juga komentar: Apa sih istimewanya memperingati hari tersebut?

Bahasa ibu adalah bahasa yang pertama dipakai dalam komunikasi pertama seorang anak dengan orang tuanya serta menjadikan bahasa ibu sebagai alat komunikasi sehari hari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun