Mohon tunggu...
Adjat R. Sudradjat
Adjat R. Sudradjat Mohon Tunggu... Penulis - Panggil saya Kang Adjat saja

Meskipun sudah tidak muda, tapi semangat untuk terus berkarya dan memberi manfaat masih menyala dalam diri seorang tua

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Artikel Utama

Bahasa Ibu dan Nasibnya Saat Ini yang Kelabu

20 Februari 2022   18:59 Diperbarui: 21 Februari 2022   07:55 1470
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Hari Bahasa Ibu Internasional yang diperingati setiap tanggal 21 Februari. Sumber: UNESCO

Ilustrasi (Sumber: Getty Images/iStockphoto/Choreograph)
Ilustrasi (Sumber: Getty Images/iStockphoto/Choreograph)

Untuk lebih jelasnya, dalam konteks Indonesia, bahasa ibu merupakan bahasa daerah atau bahasa lokal yang didasarkan pada keberagaman suku dan wilayah.  

Dengan kata lain, bahasa ibu selalu berhubungan dengan suku atau etnis dari mana individu berasal, misalnya seseorang itu sejak lahir adalah suku Jawa, maka secara otomatis bahasa ibunya haruslah bahasa Jawa, begitu juga dengan orang Sunda, orang Batak dan sebagainya, termasuk orang keturunan Tionghoa, maka bahasa ibunya adalah bahasa Sunda dan bahasa Batak dan bahasa Cina.

Dilansir dari akun Instagram Badan Bahasa Kemendikbud, disebutkan bahwa peringatan Hari Bahasa Ibu Internasional dilakukan sejak 2000, setelah UNESCO menetapkannya pada 17 November 1999. 

Tujuan diperingatinya Hari Bahasa Ibu Internasional adalah sebagai pengingat bahwa keberagaman bahasa dan multilingualisme merupakan aspek penting dalam hidup kita. 

Berdasarkan hasil pemetaan, kajian vitalitas, konservasi, revitalisasi, hingga registrasi bahasa yang dilakukan oleh Pusat Pengembangan dan Pelindungan Bahasa dan Sastra Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, pada Februari 2020 terdapat 718 bahasa yang ada di Indonesia. 

Jumlah tersebut terbanyak kedua setelah Papua Nugini dan mengungguli Negara Paman Sam yang berada di urutan kelima dengan 335 bahasa. Di sisi lain, Kemendikbud juga mencatat 11 bahasa daerah punah dan 25 bahasa daerah lainnya di ambang kepunahan.

Bisa jadi hal itu juga yang perlu disikapi secara bijak dan sungguh-sungguh oleh para pewaris budaya etnis masing-masing. Kepunahan akibat dari lali kana purwadaksi, atau karena telah melupakan asal-usul dirinya.

Bagaimanapun tanpa leluhurnya, tak mungkin bakal ada manusia yang saat ini hidup sebagai pewarisnya. 

Bahkan lebih dari itu, keberagaman budaya dan bahasa Ibu di Indonesia ini pada hakikatnya juga memperteguh jati diri (eksistensi) bangsa.

Sementara bahasa Indonesia merupakan perekat, dan pengikat dari keberagaman dari berbagai budaya dan bahasa dari berbagai daerah yang telah ada jauh sebelum lahirnya bahasa Indonesia itu sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun