Mohon tunggu...
Adjat R. Sudradjat
Adjat R. Sudradjat Mohon Tunggu... Penulis - Panggil saya Kang Adjat saja

Meskipun sudah tidak muda, tapi semangat untuk terus berkarya dan memberi manfaat masih menyala dalam diri seorang tua

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Menakar Peluang Anies Baswedan dalam Pilpres Mendatang

8 November 2021   13:48 Diperbarui: 8 November 2021   17:26 714
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan (Sumber: Kompas.com)

Nama Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, berdasarkan  hasil survei yang dirilis baru-baru ini oleh dua lembaga survei, Litbang Kompas dan Poltracking Indonesia menempati posisi ketiga setelah Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo.

Apakah hal tersebut menunjukkan eks menteri Pendidikan tersebut memiliki peluang untuk maju sebagai capres dalam Pilpres Mendatang?

Dalam sigi yang dirilis Poltracking Indonesia 25 Oktober 2021, Anies  meraih 13,5 persen, sedangkan Prabowo Subianto berada di posisi kedua dengan raihan suara 20,0 persen, dan di tempat pertama di duduki Ganjar Pranowo yang mendapatkan 22,9 persen

Sedangkan berdasarkan hasil survei Litbang Kompas yang dirilis 18 Oktober lalu, Anies mengantongi elektabilitas 9,6 persen, sementara ketua umum partai Gerindra, Prabowo Subianto, dan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mendapatkan suara yang sama yaitu 13,9 persen.

Melihat dari hasil sigi dua lembaga survei tadi, menunjukkan elektabilitas Anies cukup stabil, dan dianggap memiliki peluang yang terbuka untuk melenggang ikut kontestasi Pilpres mendatang.

Apa lagi jika menengok ke belakang, Anies pernah berada di posisi paling atas daripada dua rivalnya, Prabowo dan Ganjar.

Sebagaimana hasil sigi Indonesia Political Opinion (IPO) yang dilangsungkan pada 2-10 Agustus lalu, Anies memperoleh persentase 18,7 persen, disusul oleh Ganjar Pranowo 16,5 persen, Sandiaga Uno 13,5 persen, AHY 9,9 persen.  Sementara Prabowo Subianto hanya memperoleh 7,8 persen saja.

Hal itu merupakan sinyal yang kuat apabila Gubernur DKI Jakarta ini memiliki modal untuk mendapatkan peluang agar dapat melenggang menuju panggung Pilpres mendatang. Ditambah lagi dengan kekuasaan yang sekarang ini dalam genggamannya, sebagai Gubernur DKI Jakarta. Boleh jadi beberapa partai politik, seperti misalnya PKS dan Nasdem akan memberikan perahu tumpangannya.

Demikian juga para pendukung Anies Baswedan di luar parpol, yang ikut memberikan dukungan dalam Pemilukada 2017 lalu, yaitu mereka yang tergabung dalam kelompok yang menamakan dirinya Alumni 212, sudah barang tentu masih akan tetap setia untuk tetap ada di belakangnya.

Sebagaimana juga dalam Pemilukada DKI Jakarta 2017 lalu, pasangan Anies - Sandi yang selain diusung PKS dan Gerindra, juga mendapat dukungan dari kelompok tersebut dan ormas FPI yang sekarang ini sudah dibubarkan pemerintah. Sehingga tidak menutup kemungkinan Gubernur DKI Jakarta itu akan kembali dirangkul PKS bersama alumni 212 tersebut.

Sementara untuk mendapatkan dukungan dari Gerindra merupakan suatu hal yang mustahil, lantaran ketua umum Gerindra pun, Prabowo Subianto sudah digadang-gadang sebagai capres yang dijagokannya.

Apa mungkin diusung oleh partai Nasdem, Golkar, Demokrat, dan PKB misalnya? Boleh jadi empat parpol tersebut merangkulnya, hanya mungkin saja posisi tawar yang bakal diterima paling banter sebagai calon wakil presiden. Sebab Golkar hingga saat ini sudah menyebut nama Airlangga Hartarto dengan lantang sebagai capres yang diusungnya. Demikian juga dengan Demokrat yang menjagokan AHY, dan PKB dengan Muhaimin Iskandar.

Oleh karena itu meskipun elektabilitas Anies sampai sekarang ini cukup stabil berada di posisi tiga besar, bisa jadi peluang untuk melenggang menuju panggung pesta demokrasi 2024 mendatang tampaknya akan sulit diwujudkan. Seperti halnya juga dengan Ganjar Pranowo yang diprediksi bakal mendapatkan kesulitan lantaran restu Megawati tak mungkin didapatkan

Terlebih lagi dengan tidak konsistennya dalam memelihara tenun kebangsaan yang pernah menjadi jargon andalannya, menurut Anies Baswedan Republik ini dirancang untuk melindungi setiap warga negara. Ia mengilustrasikan Republik ini sebagai sebuah tenun kebangsaan yang dirajut dari kebhinekaan suku, adat, agama, keyakinan, bahasa, geografis yang sangat unik. Kekerasan atas nama apapun akan merusak tenun tersebut.

Terbukti memang. Dalam Pemilukada DKI Jakarta, kemenangan Anies- Sandi dianggap telah diingkari oleh dirinya sendiri. Tenun kebangsaan tersebut telah dirobek-robeknya, dan malah lebih mengangkat politik identitas, sehingga Pemilukada DKI Jakarta pun dianggap sebagai pesta demokrasi paling brutal, dan telah meninggalkan trauma berkepanjangan, khususnya bagi warga kota Jakarta yang menjadi korban.

Belum lagi dengan isu yang beredar saat ini. Penyelenggaraan balap mobil listrik Formula E yang konon akan digelar 2022 yang akan datang ternyata telah terendus oleh komisi antirasuah, karena diduga ada penyimpangan anggaran yang dialokasikan.

Sehingga dari beberapa permasalahan di atas yang terkait dengan seorang Anies Baswedan, boleh jadi akan menjadi ganjalan yang merintanginya saat hendak melenggang maju menuju panggung pesta perebutan kursi nomor satu di negeri ini

Namun demikian, terlepas dari prediksi di atas, pada akhirnya  premis bahwa tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini, apa lagi di dalam politik, bisa jadi setiap tokoh yang disebut-sebut tidak memiliki elektabilitas yang mumpuni di saat ini, siapa tahu pada saatnya nanti justru memiliki tingkat keterpilihan yang paling tinggi.

Oleh karena itu, kiranya siapa pun sah-sah saja mengklaim bahwa hanya jagoannya saja yang mangkus dan sangkil sebagai capres/cawapres dalam pesta demokrasi mendatang, dan dianggap sudah sepantasnya untuk meraih kemenangan. Termasuk Anies dan pendukungnya, tentu saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun