Mohon tunggu...
Arshy Yusuf
Arshy Yusuf Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Enlightenment

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menghakimi Suatu yang Nampak

9 November 2020   08:45 Diperbarui: 9 November 2020   08:50 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pernahkah kita menemukan atau membaca suatu kalimat mengenai “Jangan menilai buku dari sampulnya” ? Kalimat tersebut merupakan kalimat yang memiliki makna tersirat, yang berarti bahwa kita tidak boleh menilai bobot atau nilai suatu hal dari penampilan luarnya saja.  Contohnya kita memiliki teman yang secara fisik adalah orang yang memiliki ciri-ciri tubuh yang pendek dan badan yang kecil. Akan tetapi faktanya dialah yang paling berkuasa di lingkungannya. Pandangan-pandangan itu mungkin sering kita temukan dalam kehidupan. Terkadang manusia menggunakannya untuk meremehkan satu sama lain.

Ada suatu disiplin ilmu yang dinamakan kriminologi. Yaitu ilmu pengetahuan yang mengkaji kejahatan yang terjadi di masyarakat. Kriminologi menyelidiki sebab-sebab kejahatan dari sudut masyarakat, pelaku, dan juga korban. Pada abad ke-19, seorang ahli penyelidikan dalam kejahatan yang terkenal, yaitu Dr. Cesare Lombroso, mengemukakan pendapatnya dalam “L’Homo Delinquente”. 

Dari penyelidikan yang dilakukan dengan mengukur bentuk badan dan tengkorak dari kurang lebih 300 orang narapidana, Lombroso menarik kesimpulan, bahwa seseorang yang jahat, sifat jahatnya memang ada semenjak dia lahir. Setiap penjahat memiliki banyak sekali sifat-sifat yang menyimpang dari orang-orang biasa.  Pada orang yang jahat pasti bentuk keadaan fisiknya memiliki ciri-ciri tertentu. 

Contohnya kening kepala yang menonjol ke depan dan dahi agak miring. Mata kecil yang letaknya sangat dalam, yang berada pada rongga mata besar. Rahang yang menonjol ke depan yang menandakan bahwa orang itu kejam. Lubang hidung yang terlalu besar menandakan orang tersebut menyukai anarkisme, dan lain sebagainya.

Ciri-ciri menyimpang yang terdapat pada suatu manusia menurut Lombroso terjadi karena keturunan (orang itu dilahirkan sebagai penjahat). Manusia yang memiliki ciri-ciri tersebut diatas adalah manusia yang akan atau kemungkinannya dapat menjadi penjahat. Manusia yang memiliki ciri tersebut, ada kemungkinan dan dikhawatirkan akan menjadi penjahat (cepat atau lambat. Sebab-sebab dari kejahatan dicari pada diri manusia, yaitu pada bentuk rupa dan mukanya, yang selalu menyimpang dari kebanyakan orang lain. 

Penjahat dipandang sebagai manusia yang lebih rendah derajatnya daripada manusia yang biasa. Menurut Dr. Cesare Lombroso, manusia menjadi penjahat, karena memang ia dilahirkan sebagai seorang penjahat. Manusia yang masih sederhana peradabannya, sifatnya adalah a-moral, atau tidak memiliki nilai-nilai moral dalam dirinya. 

Kemudian dengan berjalannya waktu, manusia dapat memperoleh sifat-sifat moralnya, maka seorang penjahat merupakan gejala yang atavistis, artinya bahwa ia dengan sekonyong-sekonyongnya mendapat kembali sifat-sifat yang sudah tidak dimiliki oleh nenek moyangnya yang terdekat, tapi dimiliki oleh nenek moyangnya yang lebih jauh (yang dinamakan pewarisan sifat secara jauh kembali).

Pendapat ini akhirnya banyak dikecam oleh masyarakat. Tidak semua manusia yang memenuhi syarat-syarat penjahat dari ciri yang dijelaskan Lombroso itu menjadi penjahat. Hipotesis Lombroso tidak benar, jika dipandang dari sudut sosiologi dan ethnologi, pokok pangkalnya tidak dapat dipertahankan. Manouvrier, seorang ahli anthropologi menyatakan bahwa dari antara tanda-tanda anatomis yang ia dapat pada orang-orang yang berada di penjara, ada banyak yang sifatnya dapat dikatakan tidak baik, dari hal tersebut tidak ada suatu tanda diantaranya yang dapat dipakai untuk mencap seorang sebagai penjahat, tidak ada suatu tanda di antaranya yang dapat dipandang sebagai suatu sumber keanehan yang menjadi dorongan untuk berbuat jahat. Tiap – tiap tanda itu sendiri tak dapat dijadikan acuan sejak lahir untuk kejahatan.

Apa yang diuraikan diatas mengenai pandangan Lombroso tadi, sudah tidak memungkinkan sama sekali, bahwa ciri-ciri lahir yang dikemukakan oleh Lombroso terlihat pada penjahat, sedemikian sifatnya sehingga dapat dikatakan adanya suatu tipe penjahat. Tidak semua yang buruk adalah buruk seluruhnya, tidak semua yang baik berarti baik semuanya. Jangan terlalu fokus kepada hal yang nampak, atau kita tidak bisa menikmati akan mengetahui hal yang tidak nampak.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun