Untuk mengatasi berbagai tantangan ini, diperlukan upaya kolaboratif dari kedua pemerintah maupun sektor swasta. Pertama, diplomasi ekonomi harus ditingkatkan melalui forum-forum bilateral seperti Joint Trade Committee (JTC) dan kemitraan strategis di bawah kerangka ASEAN dan BIMSTEC. Perjanjian perdagangan preferensial, seperti Preferential Trade Agreement (PTA) atau Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA), dapat menjadi instrumen penting untuk mengurangi hambatan tarif dan harmonisasi regulasi. Selain itu, penyelenggaraan business matching secara berkala, baik melalui pameran dagang, misi bisnis, maupun konferensi investasi, akan membantu meningkatkan interaksi langsung antar-pelaku usaha.
Keterlibatan aktif sektor swasta dan asosiasi industri juga perlu diperkuat agar kolaborasi tidak hanya terbatas pada tingkat kebijakan, tetapi juga terealisasi dalam praktik bisnis sehari-hari. Pembentukan kamar dagang bersama (joint chamber of commerce) atau forum bisnis Indonesia-Bangladesh dapat menjadi wadah untuk memfasilitasi pertukaran informasi dan pengembangan jaringan usaha. Lebih jauh lagi, kerja sama di bidang pendidikan dan pertukaran teknologi, seperti program pelatihan tenaga kerja, penelitian bersama, dan alih pengetahuan industri, dapat dijadikan sebagai saluran untuk memperkuat fondasi jangka panjang hubungan ekonomi kedua negara. Dengan pendekatan yang holistik dan berkelanjutan, Indonesia dan Bangladesh dapat mentransformasikan tantangan menjadi peluang untuk mencapai kemitraan ekonomi yang lebih dinamis dan saling menguntungkan.
Kerja sama antara Indonesia dan Bangladesh di sektor tekstil dan produk halal lebih dari sekadar peluang ekonomi; itu juga merupakan tanda solidaritas dan integrasi ekonomi bagi negara-negara di Global Selatan. Dengan menggeser paradigma dari kompetisi menuju kolaborasi, kedua negara dapat meningkatkan daya saing di pasar global sambil memperkuat ketahanan ekonomi domestik. Di era pasca-pandemi yang mengharuskan diversifikasi dan ketahanan dalam rantai pasokan, sinergi ini berpotensi menjadi model kerja sama berkelanjutan dan inklusif di antara negara-negara berkembang.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI