Mohon tunggu...
arry wastuti
arry wastuti Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger

Lahir di Jakarta, besar di Bandung, tinggal di Jogja. Suka bercerita juga di www.iniarry.com

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Mencicip Kuliner Legendaris di Jalan Gempol Bandung

2 November 2018   05:32 Diperbarui: 2 November 2018   13:07 946
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jalan Gempol, Bandung, sudah sejak lama dikenal sebagai tempat kulineran. Aneka macam kuliner dijual di sini, dan beberapa di antaranya adalah kuliner tradisional. Roti Gempol dan Kupat Tahu Gempol adalah dua kuliner yang cukup legendaris di jalan Gempol ini.

Di mulut jalan Gempol terlihat ada sebuah gapura melengkung dan di seberangnya ada Taman Gempol, sebuah taman kecil yang adem karena banyak pohon-pohon besar di sekitarnya. Di pinggir taman terpasang papan berisi foto-foto wali kota Bandung pertama hingga pejabat saat ini, sementara di dekat gapura dipasang foto-foto pahlawan Jawa Barat. 

iniarry.com
iniarry.com
Kaki saya melangkah melewati gapura lalu masuk ke jalan Gempol. Sampai di pertigaan, saya menengok ke kiri dan terlihat ada banyak orang berkerumun di warung penjual kupat tahu.

Yang saya tahu, kupat tahu ini juga terkenal. Saya melanjutkan langkah, masuk ke area Pasar Gempol menuju toko Roti Gempol. Ini sebenarnya jalan memotong. Kalau tidak mau masuk ke dalam pasar, maka harus lewat jalan yang memutari area pasar. Tujuan saya hari itu adalah ke Roti Gempol saja.

Meski Kupat Tahu Gempol juga masuk dalam daftar wajib kunjung, tapi mengingat kapasitas lambung saya yang pasti tidak akan muat kalau harus makan roti dan kupat tahu sekaligus, maka saya memutuskan untuk datang lagi saja di hari lain untuk menikmati kupat tahunya. Kenapa tidak dibungkus saja salah satu?

Saya ini pengikut aliran "makan di tempat", buat saya mencicip kuliner paling afdol adalah di tempat makanan tersebut dibuat. Lagipula liburan kali ini kami memang mengalokasikan waktu cukup lama di Bandung. Jadi rasanya masih banyak waktu untuk kembali lagi ke sini sebelum kami pulang ke Jogja.

ROTI GEMPOL

Tampilan toko roti ini terbilang sederhana dan tidak mencolok. Tanpa plang nama, hanya ada tulisan "Roti Gempol" yang sederhana sebagai penandanya. Harum aroma roti yang sedang dibakar kiranya jadi petunjuk pasti keberadaan toko roti ini. Menempati sebuah bangunan rumah yang sudah terlihat tua, bagian dalam toko roti ini pun menyuguhkan tampilan lawasan.

Saat masuk ke dalamnya terlihat etalase kaca dengan rangka kayu yang terlihat tua, serta meja dan kursi untuk duduk pengunjung yang juga tak kalah tuanya. Di pojokan saya melihat tumpukan kursi-kursi plastik. Karena area duduk untuk pengunjung tidaklah luas dan jumlah kursinya juga sedikit, maka seringkali kursi plastik tersebut digunakan sebagai kursi tambahan dan juga digunakan untuk duduk menikmati roti bakar di bagian luar toko.

Berdiri sejak tahun 50an, toko roti ini dengan segala kelawasannya mampu bertahan di tengah gempuran inovasi kuliner di kota Bandung yang menurut pengamatan saya 'nggak ada matinya'. Toko roti ini buka jam 7 pagi, dan jam 7.30 ketika saya datang, sudah banyak driver ojek online yang mengantri pesanan.

Menu roti yang tersedia di sini adalah roti bakar dengan aneka isian, bisa pilih manis atau asin. Untuk yang manis ada pilihan coklat, susu, kacang, dan selai. Sedangkan yang asin bisa pilih isi daging, telur, atau keju. Mau dicampur-campur rasanya juga bisa. Untuk besaran porsinya ada dua macam, bisa pilih porsi individu atau ririungan (dalam bahasa Sunda artinya bersama-sama). Karena waktu itu kami datang berlima, jadi kami pilih dua porsi roti putih ririungan, satu manis dan satunya lagi yang asin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun