Mohon tunggu...
ARIF ROHMAN SALEH
ARIF ROHMAN SALEH Mohon Tunggu... Guru - SSM

Menyenangi Kata Kesepian dan Gaduh

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bunuh Diri dan 2 Nikmat Tuhan yang Dilupakan Manusia

10 April 2022   14:03 Diperbarui: 10 April 2022   18:18 4636
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi bunuh diri dengan cara gantung diri. Sumber: CDD20 on pixabay.com

Sebagai makhluk yang paling mulia di dunia, manusia menggunakan akalnya untuk menaikkan derajat hidup yang lebih baik. Sebab dengan derajat yang lebih baik, kebahagiaan mampu dirasakan sebagai wujud ikhtiar.

Akan tetapi, tidak sedikit manusia yang "hilang akal" dan "hilang harapan" mengorbankan dirinya untuk mengakhiri kegetiran hidup dengan bunuh diri.

Beberapa orang terkenal yang terjerumus dalam godaan gemerlap dunia mengakhiri hidup dengan bunuh diri. Demikian juga sebagian orang yang gagal mewujudkan cita-citanya tak segan mengakhiri hidup juga dengan bunuh diri. Padahal harta dan tahta tidak akan pernah dibawa mati.

Mereka telah lupa terhadap banyak nikmat Tuhan yang sudah diberikan. Terlampau jauh "merasakan" kegetiran hidup untuk dilahirkan ke dunia. Padahal, nikmat Tuhan tiada terhingga dan patut disyukuri sebagai karunia kasih sayang dalam genggaman penciptaan-Nya.

Lantas apa saja nikmat Tuhan yang mudah dan sering dilupakan oleh makhluk ciptaan-Nya khususnya manusia sebagai makhluk yang paling mulia di dunia? Berikut 2 nikmat yang sering dilupakan manusia:

Pertama, Nikmat Kesempurnaan Penciptaan. 

Coba rasakan kesempurnaan penciptaan manusia dari ujung rambut hingga ujung kaki. Jelas tidak ada yang cacat dan sungguh sempurna diciptakan dan ditempatkan oleh Tuhan.

Rambut sebagai mahkota fungsinya menambah anggun penampilan manusia. Bayangkan seandainya manusia diciptakan tanpa rambut. Tentu ada hal yang kurang indah dari mahkota makhluk yang bernama manusia.

Dua mata dengan alis dan bulu mata, sudah diatur sedemikian rupa. Bayangkan jika manusia hanya diciptakan dengan satu mata. Atau letak mata ditukar dengan hidung. Terasa aneh dan bahkan dinilai sebagai makhluk yang ganjil.

Turun lagi ke hidung dan mulut. Letaknya maha sempurna. Andai hidung manusia menghadap ke atas, bisa jadi fungsi hidung merupakan tadah air hujan. Bayangkan juga jika mulut tata letaknya vertikal. Entah apa yang kita bayangkan.

Kepala manusia dan bagiannya saja sudah menunjukkan nikmat kesempurnaan ciptaan Tuhan yang tiada terkira. Sesuatu yang seharusnya disyukuri dan tidak menjadi sebab alasan kegagalan ujian hidup dengan jalan bunuh diri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun