Tarik napas dulu mengikuti perkembangan perang di Ukraina. Perang yang belum jelas kisah akhirnya dan bahkan semakin menimbulkan banyak korban di kedua belah pihak.
Hingga hari kesebelas perang di Ukraina, dahsyatnya gempuran militer Rusia masih dapat diimbangi pasukan pertahanan semesta Ukraina. Melibatkan kekuatan tentara Ukraina didukung partisipan sipil dan bahkan tentara bayaran dari beberapa negara.
Ambisi penguasa Rusia yang menggaungkan tujuan invasi untuk "demiliterisasi" dan belum tercapai dengan mulus, menimbulkan eskalasi konflik yang seakan mengarah untuk "menghabisi" lawan.
Tentu keberadaan Volodymyr Zelensky sebagai penentu puncak perlawanan dan pertahanan semesta Ukraina mendapat sorotan super khusus garda terdepan militer Rusia.
Berbagai kemungkinan dapat terjadi pada diri Presiden Ukraina dari Partai Sluha Naradu ini. Di mata Putin, Zelensky "mungkin" dipandang sebagai "pembangkang" dan "keras kepala". Sehingga keberadaan Zelensky sangat diburu oleh Putin dan pasukannya.
Zelensky sendiri sudah mengakui bahwa ia menjadi target nomor satu untuk dibunuh Rusia, sedangkan keluarganya nomor dua. (Lihat sumber)
Sangat wajar jika dalam perang dan konflik kepentingan, pemimpin tertinggi menjadi target utama musuh. Segala resiko dan tanggung jawab besar ada pada "seorang pemimpin" sebagai pengambil keputusan tertinggi dan terpenting.
Inilah yang menjadi target utama untuk melakukan negosiasi hingga berujung melumpuhkan, mengasingkan, dan bahkan menghilangkan nyawa pemimpin dengan cara-cara biadab.
Banyak nyawa pemimpin perang dan konflik kepentingan hilang demi "kehormatan" dan atau "ambisi". Kematian Saddam Hussein dan Muammar Khadafi yang tragis adalah contoh tak terbantahkan akhir memilukan sosok pemimpin dalam perang dan konflik kepentingan.
Kengeyelan Ukraina mempertahankan jengkal tanah dari invasi Rusia dan ngotot gabung Uni Eropa, tentu menambah panas kuping Putin dan pasukannya untuk meringkus dan bahkan membunuh Zelensky. Apalagi jika di medan pertempuran sudah berlaku hukum rimba "Membunuh atau Dibunuh".
Keselamatan dan keberadaan Zelensky sebagai presiden jelas menjadi sorotan dunia demi keberlangsungan Pemerintahan Ukraina.
Ukraina khususnya dan negara-negara yang pro-Ukraina akan ikut memikirkan keberlangsungan Pemerintahan Ukraina dalam berbagai cara "seandainya" Zelensky menjadi korban perang.
Meskipun Rusia baru-baru ini diberitakan berniat menangkap Zelensky hidup-hidup (Lihat sumber), tentu tidak dapat dimakan mentah-mentah pernyataan sepihak ini.
Mengapa? Politik perang sulit ditebak dan terbukti Rusia yang sempat menarik kekuatan militernya di perbatasan Ukraina-Rusia secara tiba-tiba melakukan invasi. Segala kemungkinan "terbaik" dan "terburuk" dapat terjadi pada diri Zelensky. Â
Ukraina tidak akan tinggal diam demi pemimpinnya dan menunjukkan jati diri sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat. Mempertahankan dan memenangkan pertempuran baik di medan perang dan atau medan politik.Â
Tentu persimpangan prediksi dan alibi akan terus berbenturan sampai ada titik temu jalan damai terbaik bagi pihak-pihak yang bertikai. Semoga.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI