Sejak akhir tahun 2020, virus Corona telah bermutasi menjadi berbagai jenis baru. Varian Alfa, Beta, Gamma, Delta, Lambda, dan Kappa lebih menular dan mematikan.
Dikutip dari laman who.int, sampai dengan 13 Oktober 2021 jumlah kasus terkonfirmasi Covid-19 di seluruh dunia telah mencapai 238.229.951. Angka kematian mencapai 4.859.277 jiwa.
Sedangkan di Indonesia, sampai dengan 12 Oktober 2021 jumlah kasus terkonfirmasi telah mencapai 4.229.813 jiwa. Angka kematian mencapai 142.763 jiwa.
Mengingat berbagai upaya belum mampu mengatasi secara tuntas penyebaran Covid-19 di berbagai penjuru dunia (pandemi), pemerintah Indonesia telah menyakini kasus Covid-19 sebagai endemi.
Pengertian endemi menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) adalah penyakit yang berjangkit di suatu daerah atau pada suatu golongan masyarakat. Artinya, masyarakat di daerah  harus siap hidup berdampingan dengan Covid-19 seperti halnya virus flu lainnya.
Sekolah dan Orangtua Menyikapi Prediksi Lonjakan Kasus Covid-19 di Masa Endemi
Masih segar diingatan kita saat puncak pandemi, begitu sering kabar kematian terdengar. Klaster merebak menimbulkan korban meninggal yang tidak sedikit.
Dalam sehari seandainya berkendara sejauh 10 km, beberapa bendera kematian menandai di pinggir jalan.
Penduduk di perkotaan dan pedesaan mulai antisipasi mengurangi aktivitas di luar rumah. Bahkan sebagian sudah terpapar covid-19 namun enggan melapor.
Bagi yang pernah terpapar Covid-19 dapat merasakan perbedaan dari tertular virus flu biasa. Seperti badan meriang, demam tinggi, batuk berat, tulang terasa sangat linu, hilang pengecap rasa di lidah, dan hidung tidak dapat membaui.
Hal yang paling menghantui dan kematian seakan begitu dekat saat merasakan sesak di dada dan susah bernapas.
Begitu banyak orang terpapar Covid-19 mengalami penurunan saturasi oksigen dan membutuhkan bantuan asupan oksigen tabung.