Mohon tunggu...
ARIF ROHMAN SALEH
ARIF ROHMAN SALEH Mohon Tunggu... Guru - SSM

Menyenangi Kata Kesepian dan Gaduh

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

ASEAN, ZOPFAN dan Gigitan Kuat Junta Militer Myanmar

23 September 2021   17:09 Diperbarui: 23 September 2021   17:13 773
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Reuters/Stringer/cnnindonesia.com

Konflik Myanmar kembali menghebohkan kawasan Asia Tenggara. Bahkan sempat menjadi magnet media internasional.

Konflik yang diawali peristiwa kudeta 1 Februari 2021, begitu mengagetkan mata dunia.

Demonstrasi besar-besaran meledak di berbagai penjuru kota Myanmar hingga pedesaan. Jutaan rakyat Myanmar turun ke jalan-jalan untuk memprotes tindakan junta militer.

Namun, berbagai aksi heroik yang diwarnai jatuhnya korban tak mampu membendung syahwat politik junta Militer pimpinan panglima tertinggi Min Aung Hlaing.

Begitupun tekanan kawasan regional dan internasional, tak mampu menggoyahkan kekuatan junta militer menduduki kursi pemerintahan atas nama kecurangan pesta demokrasi.

Negara-negara anggota ASEAN dibuat membisu dan "seakan menutup mata". Padahal Deklarasi ZOPFAN telah menegaskan keinginan bersama untuk mewujudkan rasa aman, damai, sejahtera, dan stabilitas politik di kawasan Asia Tenggara.

ZOPFAN dan Kacamata Kuda ASEAN

Dikutip dari laman setnas-asean.id, ZOPFAN (Zone of Peace, Freedom and Neutrality) adalah kerangka perdamaian dan kerja sama yang tidak hanya terbatas di kawasan Asia Tenggara tetapi mencakup kawasan Asia Pasifik yang lebih luas, termasuk dengan negara-negara besar (major powers) dalam bentuk tindakan menahan diri secara sukarela (voluntary self-restraints).

Media online Kompas, Edisi 13 Juli 2021 mengangkat "Alasan dan Deklarasi ZOPFAN di ASEAN yang dapat digarisbawahi sebagai berikut:

Deklarasi Zopfan menjadi salah satu bentuk kerja sama negara ASEAN di bidang politik dan keamanan. Deklarasi Zopfan dilatarbelakangi pengaruh kekuatan dari luar dan keinginan negara anggota ASEAN mewujudkan rasa aman, damai, sejahtera, dan stabilitas politik di kawasan ini. Jadi sangat jelas tujuan ZOPFAN untuk menangkal intervensi asing dan juga menciptakan wilayah Asia Tenggara menjadi kawasan yang bebas, damai, serta netral di kawasan ASEAN. 

Terkait konflik Myanmar dengan tujuan ZOPFAN, ada kontradiksi pada tujuan mewujudkan ASEAN sebagai kawasan damai.

Konflik Myanmar jelas terlihat dan dirasakan oleh negara-negara anggota ASEAN. Tetapi, "seakan sekedar dilihat" tanpa mampu bisa berbuat lebih banyak. ASEAN "seakan tak bernyali" untuk menciptakan rasa aman dan damai.

Bagaimana peran ASEAN untuk mendamaikan konflik Myanmar? Jelas tumpul. Mungkinkah disebabkan karena berbenturan dengan tujuan ZOPFAN mewujudkan netralitas kawasan?...

Kontradiksi ini terlontar dari analisis kritik sebagai kerangka kerjasama perdamaian yang ambigu. Sangat menarik untuk dibahas mengingat aktualitas dan faktualnya jika memang "ada benturan" memaknai Deklarasi ZOPFAN. Terpenting, harus tetap dicarikan jalan keluar terbaik berlandaskan win-win solution tanpa mengganggu stabilitas kawasan secara luas.

Peran ASEAN di Konflik Myanmar 

Fakta, peran ASEAN tumpul mendamaikan konflik ASEAN. Lewat berbagai sumber berita dan kecanggihan teknologi, data dan fakta perkembangan maupun korban konflik di Myanmar begitu mudah diakses.

Argumentasi terlontar, mengapa ASEAN gagal ikut andil mendamaikan konflik di internal kawasan? Bagaimana cara terbaik ASEAN untuk meredam konflik Myanmar? Begitu mengemuka dan terus mencipta tanda tanya membola.

Pertanyaan-pertanyaan, diskusi logis menuju pada satu titik kesimpulan. Betulkah ASEAN tumpul mendamaikan konflik kawasan karena terikat kesepakatan ZOPFAN?... Utamanya saling bentur dan tarik ulur mewujudkan kawasan Asia Tenggara bebas damai (Peace and Freedom) di satu sisi, tetapi di sisi lain harus netral (Neutrality).

Wasana Kata

Menemukan solusi terbaik dan didukung argumentasi faktual perlu terus dikembangkan demi terwujudnya kembali perdamaian dan rasa aman kawasan.

Gagasan faktual perlu dikemukakan di forum argumentatif. Menemukan solusi bijak untuk menghentikan konflik Myanmar dan jangan dibiarkan berlarut.

Kawasan Asia Tenggara bukanlah kawasan ekslusif dan mengisolir dari pengaruh dan atau perkembangan luar.

Andaipun ASEAN kurang bertaring dan justru penguasa militer Myanmar ganti menggigit wibawa ASEAN, klausul ZOPFAN  sebagai kerangka perdamaian dan kerja sama yang tidak hanya terbatas di kawasan Asia Tenggara tetapi mencakup kawasan Asia Pasifik dapat menjadi pintu negara-negara berpengaruh di kawasan Asia Pasifik ikut berperan serta menyelesaikan konflik Myanmar.

Solusi terbaik sangat jelas, secepatnya memberlakukan gencatan senjata, menekan penguasa militer Myanmar untuk segera mengakomodir kepentingan lebih luas bangsa Myanmar duduk dalam satu meja perundingan damai. Kembali menggelar pemilu demokratis dengan pantauan dunia internasional. Semoga.

Referensi: 1, 2, 3

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun