Mohon tunggu...
ARIF ROHMAN SALEH
ARIF ROHMAN SALEH Mohon Tunggu... Guru - SSM

Menyenangi Kata Kesepian dan Gaduh

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

3 Cerita Kocak, Siap-siap Auto Ngakak!

2 Juli 2021   22:38 Diperbarui: 3 Juli 2021   09:38 1458
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi tertawa bahagia.Sumber: Pexels on Pixabay.com

Pandemi Covid-19 belum berakhir. Sudah dua tahun masih menjadi momok di belahan dunia manapun.

Kemunculan varian Alpa, Beta, Delta, dan Delta Plus semakin menimbulkan ketakutan di masyarakat. Memiliki daya tular lebih tinggi daripada virus aslinya.

Seibarat daun di musim gugur, nyawa manusia mulai kembali rontok. Tak pandang bulu, dari rakyat kecil hingga selebritas ternama, mulai tumbang sebagai korban kegananasan virus yang tak kasat mata ini.

Banyak pula berita di media sosial menyampaikan orang-orang yang kita kenal mulai terpapar virus ini. Akibatnya, BOR (Bed Occupancy Rate) di fasilitas kesehatan berbagai daerah kembali meningkat tajam.

Kedisiplinan menjalankan protokol kesehatan, tetap menjaga imun dengan konsumsi makanan dan minuman menyehatkan penting untuk dilakukan di masa pandemi. Juga perlu menjaga kesehatan mental agar tidak mudah gelisah, takut, bahkan stres.

Salah satu cara menjaga kesehatan mental adalah dengan membaca cerita kocak.

Berikut 3 cerita kocak yang semoga menjadi penghibur untuk tetap menjaga imun dan terhindar dari stres selama pandemi:

Satu. Kisah Kiai, Rokok, dan Tiang Listrik dari Gus Dur.      

Suatu hari Gus Dur satu mobil dengan 5-6 orang kiai. Mobil ber-AC. Tidak ada yang merokok, kecuali satu kiai. Kiai ini, sebut saja Kiai Ahmad yang duduk di deret kursi belakang. Dia akhirnya merokok.

Biar tidak mengganggu yang lain, Kiai Ahmad membuka jendela kaca. Di situlah tangan kiri Kiai Ahmad nyelonong ke luar jendela, memegang rokok.

Tapi seorang kiai tetap keberatan Kiai Ahmad Merokok.

"Kiai, tahan dululah. Sejam lagi sampai kita. Di sana kita merokok"

Kiai Ahmad yang ditegur diam saja.

 "Kiai, mending matikan saja rokoknya. Dan tutup jendelanya. Bahaya juga kalau ada tiang listrik, tangan Sampean patah nanti" Seorang kiai yang juga keberatan menakut-nakuti Kiai Ahmad. Kiai Ahmad tetap cuek.

Laporlah ke Gus Dur kiai yang keberatan itu. Lalu Gus Dur yang duduk di depan bicara lirih,"Bilang ke Kiai Ahmad, tangan dia kalau nabrak tiang listrik bisa roboh tiangnya. Kalau roboh, mati lampu 3 kecamatan."

Lalu disampaikanlah pesan Gus Dur itu ke Kiai Ahmad. Tanpa basa basi, Kiai Ahmad mematikan rokok, memasukkan tangannya, dan menutup jendela.

Gus Dur menyampaikan pesan setelah bercerita, "Itulah kiai. Tidak terlalu memperhatikan keselamatan dirinya, tapi kalau kemaslahatan umat, kiai tidak main-main. Kita harus pandai-pandai bicara dengan kiai"

Dua. Waktu Pelajaran Komputer.

Terdapat sepasang sahabat karib, Rudi dan Dito, yang lagi belajar komputer bersama. Karena Rudi belum begitu familiar tentang penggunaan fitur-fitur yang ada di komputer, dia meminta Dito mengajarinya.

Rudi: "To' boleh nanya enggak? Fungsi dari tombol ENTER apa sih?"

Dito: "Kayaknya sih buat mempercepat jalannya program, Rud"

Rudi: "Hah? mempercepat gimana, To?"

Dito: "Ya kerjanya biar cepet Rud. Kalau lama bukan ENTER namanya, tapi ENTAR...!!"

Rudi: "Hahahaha.. bisa aja loe. Boleh tanya lagi nggak? Aku kan udah masuk di internet, terus aku cari-cari Facebook. Kok nggak bisa terus yah? Kenapa kira-kira?"

Dito: "Di depannya kata "Facebook" sudah diketik "www" belum?"

Rudi: "Belum To. Emangnya musti diketik ya?"

Dito : "Ya iya dong!"

Rudi: "Emang apaan sih "www" itu?"

Dito: "Ehmm...kasih tau gak yaaaa..? Ya pokoknya kalau mau masuk website ya harus ketik "www" dulu. Kalau gak salah, itu singkatan dari Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh"

Rudi: "Oooo gitu ya, To?!... Jadi harus salam dulu ternyata. Keren yah!"

Itulah gunanya sahabat. Seneng ya bareng, bodoh ya bareng. Mau jawabannya bener atau salah, penting kan si Dito udah beriktikad baik menjawab. Kalau bukan teman yang baik, dia pasti milih pura-pura pingsan, biar nggak harus mikir keras.

Tiga. Dialog Dokter dan Ustadz

Di Jakarta banyak yang meninggal karena Corona, salah satunya dokter. Sewaktu di area pemakaman, seorang  dokter  menangis  di  depan  sebuah  makam   yg  tanahnya   masih  merah.

Uniknya  di   pusara  makam   terletak   batu NISAN  berbentuk HATI yg cukup besar serta mencolok.

Ustadz : "Sudah...  ikhlaskan saja. Jangan terus menangis!"

Dokter : "Ustadz.. Gimana saya tidak sedih... Bagaimana kalau saya yg mati.. ???!"

Ustadz : "Semua orang pasti mati... Dok!"

Dokter : "Begini pak Ustadz, yang mati ini teman saya..!". Kami para kumpulan dokter spesialis sudah sepakat, siapa saja di antara kami yg mati, maka akan dibuatkan  batu nisan dengan gambar sesuai bidang spesialis yg kami tekuni! "

Ustadz : "Ooo... Teman dokter yg mati ini apa spesialis-nya?!"

Dokter : "Dia spesialis HATI. Makanya batu nisan dia berbentuk HATI"

Ustadz : "Lalu apa yg membuat anda begitu khawatir?!"

Dokter : "Lahh... Kalau saya mati, nggak bisa ngebayangin batu nisan yang akan dibuat untuk saya!"

Ustadz : "Emang dokter spesialis apa?!"

Dokter : "Sayakan dokter spesialis KELAMIN, Pak Ustadz!!"

Ustadz : "Astaghfirullah hal adzim...!!"

(Ustad sampai melompat... Mikir dan tersenyum karena gak bisa nahan ketawa).

Akhirnya ustadz bilang : "Gak apa-apa. Tenang aja... Entar batu NISAN-nya dipakein CELANA ...!!"

Hahahahai... Si Dokter akhirnya ketawa juga...!

Lupakan  sejenak beban hidup, dan tersenyumlah. Jangan terlalu panik mikirin korona...

OK! Semoga terhibur dan selamat menyambut Weekend di rumah saja.

Sumber: 1, 2, 3 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun