Mohon tunggu...
ARIF ROHMAN SALEH
ARIF ROHMAN SALEH Mohon Tunggu... Guru - SSM

Menyenangi Kata Kesepian dan Gaduh

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Mengolah Semut Menjadi Karya Puisi

29 Mei 2021   20:22 Diperbarui: 29 Mei 2021   21:31 392
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi semut. Sumber: Couleur on Pixabay.com

Di garis silang keramik lantai masjid, dua semut sempat berhenti dan cipika-cipiki layaknya dua manusia. Mereka seperti memperbincangkan sesuatu.

Dalam "rasa penulis" dua semut ini sedang memperbincangkan tumpukan roti yang tentu rasanya manis dan lezat.    

Setelah cukup memperbincangkan sesuatu, dua semut melanjutkan perjalanan. Semut dari selatan ke arah utara. Semut dari utara ke arah selatan. Keduanya hilang pandang di antara pantat-pantat jamaah yang sedang khusyuk atau bisa jadi terkantuk-kantuk.

Alam imajiner penulis semakin liar. Akankah semut mampu memperoleh setidaknya remahan tumpukan roti? Sedangkan banyak mata manusia (jamaah) melirik dan menahan liur ke arah tumpukan roti dan air minum kemasan.

Dalam tanya, imajinasi penulis tumpah di antara garis silang keramik masjid sebagai saksi bisu, mampukah semut memperoleh irisan roti? Ataukah sifat manusia akan "menyingkirkan semut" sebagai pesaing memperebutkan roti dan air minum kemasan sesaat setelah turun dari masjid.

Beginilah penulis menuangkan rasa. Dari semut, roti, garis silang keramik, dan "akal manusia" menjadi karya. Ataukah hanya "akal penulis saja?", silahkan komentar sebelum komentar dihinggapi rasa, mencipta karya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun