Mohon tunggu...
Arrizal Tegar Al Azhar
Arrizal Tegar Al Azhar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

mahasiswa biasa yang suka nulis

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Rasa Bosan Bisa Berujung Self Harm?

12 Mei 2024   19:47 Diperbarui: 12 Mei 2024   20:01 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Andrea Piacquadio/Pexels

Pernahkah Anda merasa bosan yang begitu mendalam hingga merasa seolah-olah waktu berjalan begitu lambat dan hidup terasa hambar?

Setiap orang pasti pernah mengalami rasa bosan, entah itu saat menunggu antrian yang panjang, menjalani rutinitas sehari-hari yang semakin lama terasa semakin monoton, atau ketika ekspetasi yang tidak sesuai dengan kenyataan.

Meskipun sering dianggap lumrah, rasa bosan sebenarnya memiliki dampak psikologis dan kesehatan yang kompleks. Sangat penting untuk memahami bagaimana rasa bosan ini dapat berdampak pada perilaku kita, bahkan hingga pada tindakan yang membahayakan diri sendiri.

Rasa Bosan dan Kesehatan

Rasa bosan dapat memiliki dampak serius pada kesehatan mental kita. Saat kita merasa bosan, kita cenderung merasa tidak bersemangat, kurang termotivasi, dan bahkan bisa merasa cemas atau stres. Kebosanan ini jika dibiarkan terlalu berlarut-larut ternyata dapat menjadi pemicu masalah seperti depresi, kecemasan, dan gangguan suasana hati.

Sebuah penelitian yang pernah dilakukan terhadap 722 siswa, ditemukan hasil bahwa siswa yang mendapat nilai tinggi pada skala kebosanan juga mendapat nilai tinggi pada skala depresi, yang merupakan indikasi bahwa kebosanan dapat menjadi ciri psikologis dari keadaan depresi (Spaeth et al., 2015).


Dalam penelitian yang lain, sejumlah peneliti dari University of Guelph dan York University, mereka menemukan sebuah korelasi antara rasa bosan dengan sisi psikologi, sosial, dan juga kesehatan. Mereka menghubungkan kebosanan dengan aktivitas apa saja yang bisa dilakukan untuk memecah kebosanan.

Dalam hasil penelitian tersebut, mereka memaparkan bahwa rasa bosan dapat memicu masalah kontrol impuls yang dapat mengakibatkan seseorang akan melakukan aktivitas secara berlebihan. Misalnya, menjadi makan berlebihan, kecanduan alkohol, atau mengonsumsi obat-obatan terlarang. Ditambah lagi, kita jadi sering begadang dan kualitas tidur menurun. Hal-hal tersebut bisa menyebabkan daya tahan tubuh melemah, sehingga kita jadi rentan terkena penyakit.

Selain itu juga, saat merasa bosan, orang seringkali cenderung menjadi kurang aktif secara fisik. Ini dapat menyebabkan peningkatan risiko obesitas dan masalah kesehatan fisik lainnya. Lebih jauh lagi, ketidakaktifan fisik yang berkepanjangan dapat berdampak pada kesehatan jantung, sistem kekebalan tubuh, dan tingkat energi secara keseluruhan.

Menghilangkan Kebosanan dengan Menyakiti Diri Sendiri

Seorang peneliti bernama Chapman, mengembangkan sebuah studi mengenai NSSI (Non-Suicide Self Injury) atau tindakan menyakiti diri sendiri yang disengaja. NSSI ini muncul dari kebiasaan orang-orang yang ingin menghindari atau melepaskan diri dari pengalaman emosional yang tidak menyenangkan dengan menyakiti tubuhnya sendiri, seperti menggaruk, menggores, dan memukul diri sendiri.

Bagaimana NSSI ini bisa terjadi sebenarnya masih belum jelas. NSSI bisa saja menimbulkan opioid endogen, yang mengurangi rasa sakit dan tekanan emosional atau stimulasi fisiologis yang dapat berfungsi sebagai pengalih perhatian dan membantu mengalihkan perhatian dari rasa sakit emosional ke rasa sakit fisik (Chapman et al., 2006).

Cara Bijak Mengatasi Kebosanan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun