Ketika seseorang mengonsumsi alkohol, zat tersebut masuk ke dalam aliran darah melalui lambung dan usus halus. Alkohol kemudian menyebar ke seluruh tubuh melalui peredaran darah. Salah satu efek alkohol adalah melebarkan pembuluh darah, yang menyebabkan peningkatan aliran darah ke permukaan kulit. Ini membuat tubuh terasa lebih hangat karena lebih banyak darah mengalir ke area-area di dekat permukaan kulit.
Efek hangat ini juga bisa disebabkan oleh perubahan sementara pada suhu tubuh yang diinduksi oleh alkohol. Meskipun sebenarnya alkohol membuat tubuh kehilangan panas karena melebarkan pembuluh darah, sensasi hangat dirasakan karena pembuluh darah di kulit melebar, menyebabkan perasaan hangat di permukaan tubuh.
Alkohol sebagai Vasolidator
Namun, penting untuk diingat bahwa meskipun terasa hangat, alkohol sebenarnya bisa menyebabkan penurunan suhu tubuh karena sifatnya sebagai vasodilator. Vasodilator adalah zat atau obat yang membuat pembuluh darah di tubuh melebar atau melebarkan pembuluh darah. Ini membuat aliran darah menjadi lebih lancar karena ruang di dalam pembuluh darah menjadi lebih besar. Akibatnya, tekanan darah dapat menurun dan lebih banyak darah bisa mengalir melalui pembuluh darah yang lebih besar ini.
Sehingga, ketika terlalu banyak konsumsi alkohol maka dapat mengganggu mekanisme tubuh untuk mempertahankan suhu normal dan dapat meningkatkan risiko hipotermia pada kondisi lingkungan yang dingin. Oleh karena itu, penting untuk mengonsumsi alkohol dengan bijak dan tidak berlebihan.
Seiring kita menyusuri lorong-lorong mikroskopis di dalam tubuh kita, kita menggali rahasia menarik di balik sensasi yang mungkin sudah menjadi bagian dari rutinitas sehari-hari kita. Alkohol, telah memberikan kita pengalaman yang unik, mengajak kita mengeksplorasi perasaan dingin dan panas yang menjadi bagian tak terpisahkan dari penggunaannya.
