"Kita jangan hiruk pikuk mengenai berapa dibayar, tadi itu emang enggak percaya sama PSSI. Seakan-seakan PSSI tuh miskin gitu. Ini yang di depan [pengurus PSSI] ini bukan kaleng-kalengan," kata Erick Thohir.
"Bukan Kaleng-kaleng". Â Sebuah frasa yang menarik perhatian saya setelah membaca berita tentang konfrensi pers antara Ketua Umum PSSI, Erick Thohir dengan media.
Pertemuan dengan para jurnalis ini berkaitan dengan informasi FIFA match day yang akan diselenggarakan pada 15 Juni dan 19 Juni mendatang.
Dua tim yang akan menjadi lawan secara resmi diumumkan untuk menjadi lawan Indonesia nantinya. FIFA juga sudah turut mengkonfirmasinya.
Pertama, Palestina akan menjadi lawan pada 15 Juni, dan venue yang akan dipakai kabarnya adalah Gelora Bung Tomo Surabaya, sedangkan sang Juara Dunia 2022, Argentina akan dihadapi Timnas Indonesia di Gelora Bung Karno pada 19 Juni. Resmi.
Kembali ke frasa "Bukan Kaleng-kaleng" ini.
Konteksnya begini. Awalnya media menanyakan tentang berapa biaya yang dikeluarkan untuk mendatangkan Argentina, sekaligus mengkonfirmasi tentang riuh bahwa biaya mendatangkan Argentina mencapai 70 miliar rupiah.
Sebagai jawaban, Erick nampaknya  enggan merinci lebih detail soal besaran biaya membawa La Albiceleste ke Indonesia, dan menjawab bahwa jangan terlalu berfokus ke biaya, dan jangan mengira bahwa PSSI itu miskin.
Erick bahkan menambahkan bahwa PSSI dalam kepengurusannya, "Bukanlah kaleng-kaleng".
Artinya mungkin seperti ini. Erick ingin menandaskan bahwa PSSI dalam kepengurusannya mampu untuk mendatangkan Argentina, berapapun biaya yang dikeluarkan.
