Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Tak Dapat Dipercaya, Ini 3 Kekeliruan Taktik Shin Tae-yong Lawan Thailand

29 Desember 2021   23:38 Diperbarui: 29 Desember 2021   23:45 7463
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Benar dugaan saya. Shin Tae-yong memainkan 5-4-1. Pemilihan yang rasional, menilik Thailand yang tentu akan bertahan. Namun, saya terganggu dengan pemilihan Dedik Setiawan sebagai striker tunggal di formasi ini.

Saya melihat, ide Tae-yong masih belum jelas dengan pemilihan Dedik, jika memang ingin bermain defensif. Saya menduga pemilihan Dedik adalah karena faktor kecepatan yang dimilikinya yang diharapkan akan merepotkan lawan saat melakukan serangan balik.

Satu kali saja terlihat berhasil, tetapi mayoritasnya buntu. Persoalannya, jika ide ini tidak berhasil, maka Indonesia dipaksa untuk bertahan lebih dalam, dan butuh bantuan Dedik untuk ikut bertahan atau bahkan memaksa pemain belakang Thailand tetap di garis belakang dengan kemampuan duel yang dimiliki.

Sayangnya, saya kira dua hal ini tidak dimiliki seorang Dedik. Dia tak mampu ikut membantu pertahanan, dan tak kuat berduel dengan pemain lawan. Karena itu saya akan cenderung mendorong Shin Tae-yong memilih Ezra Walian daripada Dedik untuk peran ini.

Ezra, meskipun nampak juga belum ideal, tapi memiliki keberanian berduel, dan juga positioning yang membuat pemain di jantung pertahanan Thailand tertahan di belakang, tidak menaikkan garis bertahan untuk membantu dominasi penguasaan bola, seperti yang terlihat dalam laga ini.

Saya akan kembali memperjelas poin ini, bahwa ini bukan mempermasalahkan soal kualitas individu seorang Dedik, yang akhirnya menyalahkan seorang Dedik, tidak demikian adanya. 


Poin saya adalah, pemilihan pemain yang tepat dan selaras dengan ide yang ingin dimainkan oleh Shin Tae-yong di lapangan hijau. Itu saja.

Kedua, prematur mengganti formasi menjadi 4-3-3 dengan pergantian pemain yang tidak tepat. Soal kedua ini akan saya bahas agak panjang.

Pendapat saya, babak pertama berjalan dengan baik, memang tidaklah sangat baik, namun babak kedua timnas Indonesia nampak hancur lebur.

Maksud saya demikian. Pemilihan 5-4-1 di awal laga menghadapi Thailand adalah sebuah kewajaran. Memilih bertahan menghadapi tim yang membuat Vietnam bertekuk lutut di semifinal, adalah sebuah pilihan yang tepat.

Di luar gol cepat Chanatip Songkrasin di awal laga, dapat dikatakan bahwa sesudah itu timnas mampu bertahan dengan cukup baik dengan formasi ini. Memang pemain kita sering keteteran melalui pergerakan dari sektor kanan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun