Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Mengganti Rachmad Irianto dengan Evan Dimas, Sebuah Kekeliruan Shin Tae-yong?

22 Desember 2021   23:27 Diperbarui: 22 Desember 2021   23:36 347
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rachmad Irianto I Gambar : PSSI via Kompas.com

Saya jelas perlu kembali mereparasi standar kebahagiaan soal timnas sepak bola Indonesia, setelah hasil seri melawan Singapura dalam laga semifinal leg 1, Piala AFF 2020.

Saya yang mengira bahwa kebahagiaan saya akan sempurna dengan kemenangan, perlu kembali ke asal, yakni berusaha mensyukuri apapun hasilnya.

Itu pikiran saya beberapa menit yang lalu, dan singkat sekali. SEKARANG, saya kira tidak lagi.

Saya masih merasa bahwa seharusnya pasukan Merah Putih menang atas Singapura---meski dengan skor yang tipis.

Lebih tajam lagi, saya bahkan menilai bahwa hanya ada kesalahan "kecil" yang saya kira telah dilakukan oleh Shin Tae-yong dan ternyata berdampak besar, yakni menarik keluar gelandang Rachmad Irianto.

Apakah ini penyebab dari terjadinya gol balasan Singapura? Lagi dan lagi, saya akan menjawab YES meski saya sadar bahwa pernyataan ini bisa diperdebatkan, tetapi saya merasa perlu mengambil posisi.

Begini maksud saya. Pertama, saya jelas tidak bermaksud mengatakan bahwa masuknya Evan Dimas sebagai penyebab gol balasan, tidak sama sekali, saya perlu menggaris bawahi, bahwa menarik keluar Rachmad Irianto jelas merubah pola permainan, terutama soal defensif tentunya.

Inilah yang membuat saya perlu bertanya, perlukah Rachmad Irianto, gelandang asal Persebaya itu ditarik keluar?

Saya akan berusaha memahami maksud Shin Tae-yong dari soal teknik, bukan karena stamina yang menurus, tentu saja tidak.

Jika kita perhatikan, dengan dikeluarkannya Rachmad Irianto maka nampaknya Shin Tae-yong sudah merasa bahwa timnas tidak perlu melakukan pressing yang ketat, dan pastinya ini berarti bahwa lini belakang sudah tidak terlalu dibahayakan oleh Singapura (lagi).

Lihat saja selama Rachmad Irianto di lapangan. Saya kira lebih dari dua kali Rachmad mampu melakukan intersep kepada para pemain Singapura.

Bukan itu saja saya kira. Di sisi lain, Rachmad juga tak segan untuk berjibaku, beradu fisik dengan para pemain Singapura saat pressing dilakukan yang akhirnya membuat garis penyerangan Singapura nampak tenggelam.

Selain itu, saya kira perpaduan antara Rachmad dan Ricky Kambuaya juga sudah bersinergi dengan baik.

Ini terlihat ketika Ricky membantu serangan maka Rachmad memilih untuk tetap berjaga di belakang dan sebaliknya.

Lebih detil jika kita perhatikan, maka pergerakan Ricky dan Rahmad  saat menyerang, disokong juga dengan pergerakan dari Alfeandra Dewangga yang mengisi ruang kosong yang ditinggalkan dengan begitu baiknya.  

Hal ini "memaksa" Dewangga untuk bermain lebih ke tengah. Tidak masalah, apabila Elkan Baggot sudah nyetel dengan Fachrudin di belakang.

 Akan tetapi, jikalau  tidak, maka prosentase kegagalan melakukan perangkat offside itu memiliki kemungkinan yang besar.  Hasilnya gol Singapura tercipta.

Inilah yang membuat saya berpikir agar di leg kedua Rachmad Irianto jangan ditarik keluar dalam formasi 3-5-2. Rachmad memberikan kenyamanan kepada Ricky untuk membantu serangan.

Berikutnya adalah pertanyaan pamungkas. Apakah ini berarti Evan Dimas perlu saja tetap saja di bench dan tidak usah dimasukkan ke lapangan hijau?

Saya kira tidak demikian. Hanya usul saya, jika hendak dimainkan, posisi Evan Dimas jangan straight menggantikan peran Rachmad Irianto.

Saya berpikir, seharusnya Evan menggantikan salah satu penyerang sayap di depan, dan mengubah formasi menjadi 4-4-2.  Tak masalah, karena ini tanda kesemibangan. Apalagi jika sudah unggul dan ingin bermain aman maka formasi ini tetap digunakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun