Padahal nama-nama seperti Luke Shaw, Raheem Sterling atau Jack Grealish saya pikir akan lebih siap daripada Saka menjadi penendang kelima.
Lalu menjadi misteri, mengapa bukan mereka yang dipilih? Saya sih menduga, selain pemilihan pelatih, kesediaan pemain juga menjadi sorotan.
Bisa saja nama-nama di atas tidak mau mengambil tanggung jawab maha berat itu, dan akhirnya pemuda 19 tahun yang tak berdosa itu yang harus dikorbankan.
Sesudah kegagalannya itu yang berarti membuat Italia menjadi juara Euro 2020 di Wembley, terlihat Saka menangis di pelukan Southgate.Â
Kasihan Saka. Kasihan juga para pendukung Inggris.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!