Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Sepotong Iba untuk Ridho Rhoma

8 Februari 2021   19:14 Diperbarui: 8 Februari 2021   19:40 1127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penyanyi dangdut Ridho Rhoma saat bacakan pledoi di Pengadilan Negeri Jakarta Barat, Selasa (5/9/2017).(KOMPAS.com/DIAN REINIS KUMAMPUNG)

Saya pernah mengulik sedikit apa yang menjadi akar dari persoalan dan membuat Mario lari ke narkoba. Ternyata ekspetasi tinggi orang tua terhadapnya membuat Mario menjadi depresi.

Ayah Mario adalah seorang pejabat terkenal pada jamannya, ibunya tak kalah hebat, dikenal sebagai seorang ilmuwan ternama di kota kami.

Harapan mereka terhadap Mario besar sekali, menjadi sama seperti mereka. Oh, iya, Mario bukan anak tunggal, tapi anak sulung dari tiga bersaudara. Mario ternyata minder terhadap orangtuanya, dan akhirnya tak mampu bersikap atas ekspetasi dan tak tahan dengan tekanan yang diberikan, Pernah, suatu kali ketika bapaknya studi ke Inggris, Mario diajak long holiday di sana.

Tujuannya untuk memotivasi Mario, ternyata tidak, sesudah pulang dari sana, Mario hanya semakin merasa bahwa dia tak akan bisa seperti ayah dan ibunya.

Sesudah itu, Mario memang hanya berkuliah di kampus di sebuah kota kecil di Jawa. Di sana, dia jatuh dalam pergaulan bebas dengan narkoba hingga suatu waktu.

Kabarnya dia pernah direhabilitasi singkat, dan ketika dia dipulangkan, dan terkadang bertingkah aneh---mungkin karena pengaruh obat-obatan, banyak yang menyebutnya kurang stabil, setengah gila.

Mungkin cerita Mario ini juga dialami oleh Ridho. Dia anak seorang Rhoma Irama, raja dangdut, legend yang amat terkenal.

Ekspektasi publik terhadap Ridho tentu sangat tinggi, Ridho berusaha untuk bernyanyi, sayang mungkin banyak yang menganggap remeh terhadap dirinya. Ridho tak kuat menahannya, Ridho tak bisa menjadi sehebat ayahnya.

Salah satu yang membuat kecanduan itu sulit ditinggalkan karena dia dapat menipu diri kita sendiri. Kita berada di dunia lain yang kita ingin singgahi tetapi tak bisa dijangkau dalam realita sebenarnya.

Ekspektasi tinggi yang membuat stress membuat kita terpaksa mesti jatuh dalam tipua-tipuan ini saat melayang-layang. Sesudah efeknya hilang, dan melihat kenyataan hidup tak sesuai dengan keinginan kita, kita lalu ingin "ditipu" lagi melalui kesenangan sesaat dan semu ini.

Mario akan merasa semakin sulit menghadapi realita ketika lingkungan di sekitarnya tidak memberikan apresiasi pada dirinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun