Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

"Siapa di Sini yang...", Mantra Ajaib yang Memancing Komentar

26 Januari 2021   14:30 Diperbarui: 26 Januari 2021   14:39 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrasi : Freepik.com

Kira-kira sudah lebih dari 10 kali, eh bukan 20 ato 30 kali ding, saya melihat kalimat yang seperti mantra ajaib yang mengundang puluhan hingga ratusan komentar. Tapi ini bukan soal konten, tapi soal komentar yang dapat mengundang banyak tanggapan bos. Nampak Mujarab.

Raginya seperti ini. Di salah satu video Youtube tentang ajang pencarian bakat, sebut saja Indonesia Idol.  Ada tayangan nih, misalnya Anggi nyanyi, lalu di bagian komentar, kan ada banyak tuh, tapi saya simak, yang paling banyak mengundang komentar itu adalah yang berisi mantra yang dimaksud;

"Siapa disini yang lebih suka menonton Idol di Yt daripada di tv?.

Lalu hujan komentar segera datang. Mulai dari yang normal sampai upnormal.

"aku.."

"gua.."

"Aqoooh...

Nah ini komentar sejenis. Tapi ada juga yang lawan jenis.

"Sy krn tidak punya tv.."

"Aku gak punya tipi..."

"Aku anak kost..."

Nah, komentar macam-macam begini bisa mencapi ratusan bos.

Lalu ada nih contoh lainnya, misal ada video tentang resep membuat masakan dengan bahan jengkol. Tahu komentar apa yang paling banyak mengundang tanggapan?

"Siapa disini yang sebelumnya benci bangeeet sama jengkol?"

Dan seperti biasa muncul puluhan tanggapan..

"Aku.."

"Aqoooh bangeettt..."

"Akyu lebih suka ayam bakar...". 

Lahh..

Dua contoh ini membuat saya berpikir keras, mengapa komentar retjeh begini bisa menghasilkan banyak perhatian dan komentar ya?

Setelah bertapa kurang lebih sejam 12 menit saya menemukan jawabannya bos. Saya rasa ini soal keampuhan komentar yang dapat menemui orang secara emosional.

Maksudnya begini. Orang akan merasa tertarik ketika dia ditanyakan sesuatu yang spesifik, maka dengan spontan dia akan menjawabnya.

"Siapa disini yang datang kesini karena baru diputus pacar?"

"Aqoooh...."

"Guahhh...ahhh...(emoticon sedih)"

"Bangs*t...kenapa tanya beginian..". Nah, ini termasuk respon juga meski sepertinya kurang bisa menerima kerasnya cinta.

..dan komentar- komentar lainnya.

Nah, ini kan spesifik, orang merasa "diperhatikan" secara khusus oleh sesamanya, maksudnya seszen, sesama netizen. Jikalau tidak, maka dia hanya klik, clingak-clinguk..lalu pergi, tak membekas, begitu saja, kurang berwarna, kurang berasa...permen.

Selain soal topik yang spesifik...menggunakan "Siapa disini yang...", juga seperti memanggil roh-roh keinginan eksistensi pembaca  untuk muncul di permukaan. "Siapa disini yang...".

Lalu dalam hati pembaca, akan menjawab, "Saya disini, dan saya itu kan adalah siapa yang dimaksud dan (dipanggil)..." karena itu  saya harus menjawabnya, meskipun jawabannya ngawur...yang penting eksis.

Inilah yang membuat kita tidak perlu heran, banyak netizen yang kurang nyambung antara pertanyaan dan jawaban, karena hanya roh eksisnya yang disentuh, emosional belum.

"Siapa disini yang datang karena suka Judika?"

"Laperrr om....".

Nah, ini contoh rohnya belum lengkap hadir.

Jagi bagaimana. Apakah anda tertarik menggunakan mantra ini, mungkin dengan berkomentar seperti ini di salah satu tulisan Kompasiana?

Misalnya di tulisan Prof Felix Tani.

"Siapa disini yang datang karena ingin melamar di Poltak Center?"

"Aqooooh...."

"Guah bangeettt"

"Laperr om..."

..dan mungkin banyak komentar lainnya. Hihi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun