Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

3 "Kegilaan" Jika Don King Jadi Promotor Debat Luhut Vs Rizal Ramli

12 Juni 2020   14:49 Diperbarui: 12 Juni 2020   14:58 824
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Don King berpose bersama juara kelas berat Evander Holyfield, kanan, dan penantang Mike Tyson sebelum pertandingan ulang 1997. Selama pertarungan, Tyson terkenal menggigit bagian telinga Holyfield. Foto : AFP / Getty Images

Saya kira paling tidak akan  ada 3 kegilaan yang bisa timbul yang didasarkan pada reputasi Don King selama dia dikenal sebagai seorang promotor.

Pertama, mengenai tempat pertarungan debat nantinya.  

Soal tempat pertarungan, maka jika Don King yang menjadi promotor, maka dirinya pasti tidak akan memilih tempat di Jakarta atau Kantor Kemenves atau bahkan aula mahasiswa. Itu terlalu sangat biasa bagi seorang Don King.

Penggemar tinju lawas pasti ingat bahwa Don King pernah membuat heboh seluruh pecinta tinju dunia dengan mepertandingkan Muhammad Ali melawan George Foreman tidak seperti biasa di Madison Square Garden, Amerika Serikat,  tetapi di benua Afrika yakni di Zaire.

Muhammad Ali dan Don King I Gambar : Dailymail
Muhammad Ali dan Don King I Gambar : Dailymail
Sesudah membuat heboh di  Zaire, saat menjadi promotor "Si leher beton" Mike Tyson, Don King memanggungkan laga di Tokyo, Jepang. Di Tokyo itulah Mike Tyson dipukul KO di ronde ke-10 oleh James Buster Douglas di tengah kejayaannya.

Nah, dari tempat-tempat yang tak biasa ini, maka jika menjadi promotor debat antara Rizal vs Luhut, bisa jadi Don King akan melakukan hal yang sama. Bisa saja dilakukan juga di Afrika, usul saya di Zimbabwe, di negara Robert Mugabe. 

Wah jangan anggap enteng tentang Zimbabwe, meski sering digunakan sebagai guyonan namun ada hal unik yang dapat dipertimbangkan di negara ini sebagai tempat pementasan perdebatan.

Salah satu adalah di negara yang bernama lain Rhodesia tersebut, pria yang memiliki perut buncit dianggap sebagai pria tampan dan kaya.

Apa alasannya? Karena pria berperut buncit dianggap dapat membeli daging setiap hari.

Nah, pas!. Ini berarti para pejabat yang (maaf) berperut buncit yang ingin menyaksikan debat pasti akan dapat  diterima dengan baik di sana. Akan menarik sekali kan?

Kedua, soal jargon atau slogan pertarungan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun