Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Belajarlah dari Rusuh Lockdown India, Mudik Bukanlah Soal yang Mudah

31 Maret 2020   18:13 Diperbarui: 31 Maret 2020   18:18 473
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Coronavirus: Adegan memilukan ketika lockdown memicu migrasi massal I Gambar : BBC

Para pekerja merasa lebih aman di kampung. Para pekerja migran turun ke jalan minta untuk dipulangkan, padahal pemerintah sedang menghentikan transportasi umum. Akhirnya mereka berjalan kaki berakibat korban jiwa berjatuhan dimana-mana. 

Pemerintah terpaksa menghidupkan kembali transportasi, tetapi jumlah mereka terlalu banyak, yang akhirnya menimbulkan kesemrawutan manusia.

Ngerinya, gelombang pekerja migran yang ada sudah sampai di desa, tanpa persiapan yang cukup dari desa. Bagaimana jika mereka menularkan virus corona? Desa kebingungan, pemerintah sekarang harus berpikir untuk mengirim tenaga kesehatan ke desa-desa untuk mengantisipasi hal tersebut.

Apa yang bisa kita lihat dari peristiwa ini. Di negara kita, gelombang perpindahan ini dipastikan akan sangat banyak. Apalagi meminjam tulisan Chinmay Tumbe, mereka mungkin merasa lebih aman (dari covid-19) dengan  tinggal di desa daripada di kota, apalagi mungkin saja di desa, minimal beras masih bisa didapatkan. Tetap di kota? Belum ada jaminan seperti itu sampai sekarang.

Bagi pemerintah, pilihannya cuma  dua, melarang atau menghimbau. Begitu kan? 

Melarang mudik, maka konsekuensinya  bahwa pekerja informal yang jumlahnya cukup banyak di negara kita akan berkumpul di kota (misalnya di Jakarta), lalu pertanyaannya bagaimana kehidupan mereka selama misalnya sebulan dilarang pulang ke desa? Apakah pemerintah atau pemerintah daerah akan menyiapkan?

Dari Undang-Undang itu memang kewajiban pemerintah, namun persoalannya, sekarang sepertinya pemerintah masih terus berhitung untuk itu, lagian dalam kasus Jakarta, episenter sudah terjadi, mempertahankan jumlah penduduk yang banyak di kota, juga akan sulit dikontrol jika keadaan yang tidak diinginkan terjadi.

Sekali lagi, poinnya memang di pekerja informal, pekerja migran. Jangan berpikir dahulu  bahwa mudik ini adalah perjalanan keluarga yang ingin cium tangan pada ayah, ibu kakek dan nenek di kampung.

Pilihan kedua, adalah menghimbau jangan mudik tetapi juga berkoordinasi dengan daerah agar bersiap jika memang harus didatangi para pemudik ini. Bagaimana jika mereka sampai? Apakah pemerintah daerah sudah siap?

Inilah miskomunikasi yang terjadi di India. Koordinasi buntu, ditambah dengan negara-negara bagian di India tidak siap ketika PM Narendra Modi tiba-tiba lockdown total. Di desa seperti sudah merasa aman, tetapi ketika chaos terjadi, jutaaan pekerja formal itu sudah sebagian sampai di desa. Akibatnya pemerintah India harus mengirim tenaga kesehatan untuk ke desa-desa tersebut.

Jadi apa yang bisa dilakukan sekarang. Koordinasi adalah jawabannya. Koordinasi untuk melihat, menganalisa dampak dari apapun keputusan yang akan diambil nantinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun