Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Penyesalan dan Permintaan Maaf Terlambat Kepolisian China untuk dr. Li Wenliang

20 Maret 2020   17:36 Diperbarui: 20 Maret 2020   19:11 1742
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokter Li Wenliang di rumah sakit. Dia menjadi pembicaraan sekaligus dianggap pahlawan karena memperingatkan virus corona sebelum menjadi wabah. Namun, unggahannya dianggap meresahkan publik hingga dia ditangkap polisi. (Gambar : AFP)

Penyebaran virus corona di China semakin menurun atau melambat. Per Rabu (18/3) China melaporkan bahwa hanya satu kasus baru Covid-19 yang terjadi di negeri tirai bambu tersebut.

Dalam situasi yang semakin membaik tersebut,  diberitakan kelompok tenaga medis yang paling awal dikirim untuk membantu menangani kasus virus corona di Kota Wuhan, Provinsi Hubei juga  dipulangkan mulai Selasa (17/3) kemarin.

Di tengah berita baik tersebut, sebuah peristiwa yang seperti kembali mengungkit luka lama terjadi.

Pada Kamis (19/3/2020),  Pemerintah China memutuskan hukuman yang diterapkan polisi ke dokter Li Wenliang  dengan status "tidak layak".

Menindaklanjuti hal tersebut akhirnya kepolisian Hubein juga  meminta maaf kepada keluarga dr. Li Wenliang.

Dokter Li Wenliang Sang Pahlawan 

Siapa dr. Li Wenliang? Seperti yang diketahui,  dr. Li Wenliang adalah sosok yang dianggap sebagai pahlawan di tengah wabah corona yang melanda China. 

Ketika virus corona belum merebak dengan hebat, dr. Li Wenliang adalah orang pertama yang  memperingatkan negara tentang bahaya virus berbahaya ini.

Dia bahkan memberikan peringatan di media sosial tentang penyebaran virus corona pada Desember lalu dengan mengirim pesan di media sosial untuk rekan-rekannya tentang bahaya dari virus yang misterius ini.

Polisi lalu berespon terhadap postingan dr Li bahkan kemudian menegurnya  karena dianggap sudah menyebarkan kabar yang mengganggu ketenteraman sosial.

Menyedihkan karena niat baik dr. Li tersebut membuat dirinya  diharuskan menandatangani persetujuan untuk tidak mengulanginya.

Selain itu dr. Li diancan akan dituntut kalau tidak taat pada pihak berwajib.

Wajar jika dr. Li takut, apalagi berurusan dengan polisi China untuk sebuah niat baik,  bukan sesuatu yang diinginkan terjadi dalam hidupnya.

Sesudah itu, nasib buruk menimpa dr. Li. Ketika menjalankan tugasnya dia ternyata menangani pasien yang mengidap virus corona, setelah itu Dr Li mulai mengalami gejala batuk-batuk.

Ketika Beijing mengumumkan darurat virus corona, dr. Li diumumkan positif terkena virus corona. 

Tak lama kemudian dr. Li dirawat di Rumah Sakit Pusat Wuhan, hingga akhirnya meninggal dunia pada 7 Februari 2020 di usia 34 tahun.

***
Jika waktu dapat berputar kembali, dr. Li seharusnya tidak dihantui dengan ketakutan ketika menyebarkan tentang covid-19, dan  pemerintah juga merespon positif laporan dr. Li dan segera menindaklanjutinya.

Jika hal itu terjadi, bisa saja korban meninggal virus corona di China tidak mencapai 3.200 orang karena mendapat penanganan lebih cepat.

Akan tetapi, waktu tidak dapat berputar kembali, dr. Li sudah tiada, dan hanya menyisakan penyesalan yang mendalam dari pemerintah dan pihak kepolisian.

Permintaan maaf terlambat dari pemerintah dan pihak kepolisian ini direspon sinis oleh warganet. 

Bahkan ada yang menganjurkan agar pihak kepolisian meminta maaf di kuburan dr. Li.

Pemerintah China tentu akan banyak belajar dari peristiwa ini. 

Kekakuan pemerintah yang nampak bersikap diktator merespon pendapat rakyatnya, mungkin perlu dikurangi jika hal tersebut berkaitan dengan isu-isu vital seperti kesehatan dan lain sebagainya.

Jika tidak dapat belajar dari "pengorbanan" dr. Li ini, maka di kemudian hari, akan ada penyesalan-penyesalan lainnya.

Referensi 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun