Selain itu dr. Li diancan akan dituntut kalau tidak taat pada pihak berwajib.
Wajar jika dr. Li takut, apalagi berurusan dengan polisi China untuk sebuah niat baik, Â bukan sesuatu yang diinginkan terjadi dalam hidupnya.
Sesudah itu, nasib buruk menimpa dr. Li. Ketika menjalankan tugasnya dia ternyata menangani pasien yang mengidap virus corona, setelah itu Dr Li mulai mengalami gejala batuk-batuk.
Ketika Beijing mengumumkan darurat virus corona, dr. Li diumumkan positif terkena virus corona.Â
Tak lama kemudian dr. Li dirawat di Rumah Sakit Pusat Wuhan, hingga akhirnya meninggal dunia pada 7 Februari 2020 di usia 34 tahun.
***
Jika waktu dapat berputar kembali, dr. Li seharusnya tidak dihantui dengan ketakutan ketika menyebarkan tentang covid-19, dan  pemerintah juga merespon positif laporan dr. Li dan segera menindaklanjutinya.
Jika hal itu terjadi, bisa saja korban meninggal virus corona di China tidak mencapai 3.200 orang karena mendapat penanganan lebih cepat.
Akan tetapi, waktu tidak dapat berputar kembali, dr. Li sudah tiada, dan hanya menyisakan penyesalan yang mendalam dari pemerintah dan pihak kepolisian.
Permintaan maaf terlambat dari pemerintah dan pihak kepolisian ini direspon sinis oleh warganet.Â
Bahkan ada yang menganjurkan agar pihak kepolisian meminta maaf di kuburan dr. Li.
Pemerintah China tentu akan banyak belajar dari peristiwa ini.Â