Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Anies Dicurigai Betonisasi, Inilah Desain Revitalisasi Monas

24 Januari 2020   15:11 Diperbarui: 24 Januari 2020   15:09 977
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto sebelum dan sesudah kawasan Monumen Nasional sisi selatan yang pohonnya ditebang.(KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG, M LUKMAN PABRIYANTO, KOLASE: DINO OKTAVIANO)

Dalam sebuah dialog di salah satu stasiun televisi, salah satu kritikan yang berkaitan dengan proyek Revitalisasi  Monas yaitu adanya kecurigaan  bahwa di Monas sedang terjadi betonisasi bukanlah naturalisasi.

Istilah betonisasi dan naturalisasi memang sempat hangat dibicarakan berkaitan dengan revitalisasi sungai di Jakarta, dan sekarang akhirnya terbawa-bawa ke dalam kegaduhan yang terjadi saat ini.

Naturalisasi adalah kata yang dipopulerkan oleh Gubernur DKI, Anies Baswedan, memiliki pengertiaan mempertahankan suasana alam, natural dalam sebuah pembangunan. Sebaliknya betonisasi adalah pembabatan alam, pohon dan sebagainya dan digantikan oleh beton.  

Pertanyaannya, adalah apakah memang terjadi betonisasi di dalam proyek Revitalisasi Monas?

Isu ini wajar saja mengemuka, karena aliran protes terhadap proyek yang menelan biaya mencapai Rp150 miliar dimulai ketika 190 pohon di kawasan Monas dicabut, demi kelancaran konstruksi.

Berbagai pihak mempertanyakan hal tersebut. Salah satu yang bersuara keras adalah Walhi DKI Jakarta yang menyayangkan penebangan pohon atas alasan revitalisasi tersebut.

Divisi Kampanye Pemulihan Walhi Jakarta, Rehwinda Naibaho mengatakan dengan penebangan pohon di Monas, Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Jakarta akan semakin berkurang.  Padahal menurut Walhi, di saat yang sama, Jakarta belum memiliki RTH yang cukup.

Bicara tentang RTH di Jakarta, memang sesuatu yang serius. Sebagai salah satu kota yang mempunyai skala polusi tertinggi di dunia, RTH adalah sebuah kebutuhan.

Data terakhir Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta  dilansir bahwa  jumlah Ruang Terbuka Hijau (RTH) di DKI Jakarta mencapai 3.131. Ruang terbuka hijau ini berupa taman kota, taman lingkungan, taman interaktif dan juga jalur hijau jalan.

Meski jumlahnya sudah banyak tersebar di seluruh wilayah DKI Jakarta, tapi luas RTH di Jakarta hanya berjumlah 9,98% dari total luas wilayah. Angka ini masih jauh dari target 30% yang seharusnya dimiliki oleh DKI Jakarta.

Berdasarkan data tersebut, beberapa pengamat heran karena rencana penambahan RTH selama ini berbenturan dengan dana yang harus dikeluarkan pemda, namun jumlah dana yang besar digelontorkan untuk Revitalisasi Monas yang didalamnya ada penebangan 190 pohon.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun