Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

(Belajar) 3 Hal Positif dari Amien Rais

4 September 2019   12:41 Diperbarui: 4 September 2019   12:56 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Amien Rais | Gambar: Tribun News

Politikus PKB Abdul Kadir Karding memberikan komentar terhadap pendapat Amien Rais yang kontroversial.  Amien Rais mengatakan bahwa rezim Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan jatuh dalam waktu singkat.

Kadir Karding terlihat meradang dan  menilai pernyataan Amien tidak berdasarkan objektivitas. "Saya kira pandangan dan pendapat Pak Amien Rais ini tidak dibangun atas objektivitas, saya melihat Pak Amien Rais ini masih belum move on dari rasa benci dan dendam kepada Pak Jokowi," ujar  Karding.

Entahlah benar-benar belum move on, atau Pak Amien memang begitu orangnya, selain mengatakan soal rezim yang akan jatuh, pria yang menjabat sebagai  Ketua Dewan Kehormatan PAN  itu juga mengeluarkan pernyataan tajam tentang rencana pemindahan ibu kota dari Jakarta ke Kalimantan TImur (Kaltim).

Ketika menjadi salah satu narasumber dalam seminar 'Menyoal Rencana Pemindahan Ibu Kota' di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (3/9/2019), Amien Rais mengeluarkan isu bahwa pemindahan ibu kota ini menjadi salah satu bagian dari rencana pengambilan alihan kedaulatan oleh China.

"Saya pikir ini ibu kota itu mempercepat pengambilalihan kedaulatan oleh Republik Rakyat China. Sekali lagi, Xi Jinping ini lebih hebat dari Mao Zedong," kata Amien.

Bukan itu saja, Amin seperti mempertegas asumsinya bahkan mengatakan bahwa pemindahan ibu kota ini seperti memberikan persembahan untuk Beijing atau China. "Kalau mereka tetap akan mindah ibu kota padahal dipersembahkan untuk Beijing, ini pertanda memang wallahualam," kata Amien.

Apalagi kata dunia tentang ini, akan tetapi, mungkin begitulah Amien. Akan tetapi jika kita melihat "keunikan" dari Pak Amien, maka kita akan menemukan paling tidak 3 (tiga) hal positif dari sosok seorang Amien.

Pertama, Amien itu konsisten. Lihat saja, buktinya Amien gagal move on. Orang yang gagal move on sebenarnya bukan orang yang gagal, hanya dia malas saja berpindah dari cara berpikirnya, dan ini bagus, konsisten.

Lihat saja, Amien konsisten untuk terus "menyerang" pemerintah ketika banyak rekan politik Amien yang sadar dan akhirnya memilih atau mengambil kesempatan untuk bergabung dengan pemerintah, Amien tetap dalam pendiriannya sebagai oposisi. Eh, sebenarnya terpaksa juga sih, soalnya PAN mungkin tidak akan dilirik Jokowi, akan begitu saja bersama Amien.

Kedua, Amien itu amat mencintai China. Pernah dengar pepatah "Belajarlah sampai negeri China". Nah, pepatah ini memang sebenarnya bukan meminta untuk belajar sampai ke China, tetapi jika belajar harus maksimal dan berani berkorban.

Nah, Amien selalu saja mengingatkan kita tentang ini, dengan menyebutkan kata "China" dalam berbagai acara.  Selain soal kedaulatan, pada awal Agustus dalam sebuah surat yang dituliskannya dalam diskusi bertema 'Oposisi Tugas Suci Amanat Rakyat 2019' yang diselenggarakan PAN,  Amien Rais mengatakan Jokowi membuat ekonomi Indonesia hancur, menempatkan Indonesia di bawah subordinasi kepentingan China.

Bahkan pada diskusi 'Refleksi Malari Ganti Nahkoda Negeri' di Seknas Prabowo-Sandi, Jl HOS Cokroaminoto No 93, Menteng, Jakarta  Pusat, pertengahan Januari lalu Amien mengaku pernah dibisiki salah seorang Jenderal TNI supaya peserta aksi bela Islam tak tepancing provokasi karena ada tentara China yang siap mengamankan aksi tersebut jika keadaan berujung tak kondusif.

"Kalau sampai merusak toko dan lain-lain yang amankan bukan TNI, tapi tentara China, yang ada di Indonesia dan ada puluhan ribu pucuk senjata di kota kota besar. Ini bukan hoaks ini bisa dikutip. Jadi saya kalau ngomong ada dasarnya bukan genderuwo, bukan sontoloyo, mari kita tabok, enggak ada," ujar Amien.

Ya, gitu deh.

Ketiga, Amien pintar membuat istilah-istilah yang menghebohkan.  Kemampuan otak kanan Amien bisa dikatakan jenius soal ini, termasuk imajinasinya. Kemarin, Amien mengeluarkan istilah "Persembahan Untuk Beijing", untuk mengatakan bahwa Ibu Kota baru dibuat untuk China, keren kan?

Pada masa kampanye Pilpres kemarin, ada dua istilah yang sempat menjadi trending. Pertama, istilah "Partai Allah dan Partai Setan" dan "People Power", untuk istilah kedua, cepat dirubah Amien karena menuai kontrovesi dan dapat dianggap mengajak makar.

Ketiga hal sebenarnya menjadi modal bagaimana Amien akan eksis di dunia politik nasional. Meski sudah sepuh, ketiga hal ini mampu membuat Amien dapat mencuri perhatian publik, bahwa setelah reformasi, si reformis ini masih tetap ada.

Hanya, pertanyaannya adalah sampai kapan Amien akan begini? Untuk ini, Politisi PDIP, Eva Kusuma Sundari mengatakan demikian.  "Mohon sudah sepuh bersikap dan bertindak bijaksana, jangan jadi penyulut kebencian kepada pemerintah maupun etnis tertentu. Saatnya bekerja mewujudkan kemajuan" .

Begitu saja.

Sumber : 1 - 2

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun