Tulisan berjudul "Kaesang dan AHY, Calon Pemimpin Masa Depan Indonesia" sempat membuat heboh lini masa twitter dari kedua putra Presiden Jokowi, Gibran dan Kaesang. Awalnya kehebohan terjadi  lebih dahulu di akun @Kaesang Pangarep lalu diikuti dengan akun twitter milik Gibran, @Chillipari.
Apa masalahnya? Sebenarnya  isi dari tulisan yang memandang istimewa figur Kaesang yang berkaitan dengan ucapan belasungkawanya dengan memakai jins dan terlihat sederhana tersebut, sebenarnya biasa-biasa saja,.
Meskipun ada yang membully (biasalah) dengan mengatakan Kaesang belum pantas, lebih cocok mengurus pisang atau belum ada ibu negara dan lain sebagainya, tak sedikit juga yang menyetujui pesan dalam tulisan tersebut, bahwa Kaesang punya potensi menjadi pemimpin di masa depan.Â
Tentu saja maksud saya bukan untuk 2024 nanti, tetapi mungkin 10 atau 20 tahun mendatang. Siapa yang tahu garis tangan seseorang, termasuk Kaesang akan seperti apa kan?
Secara kronologis, kehebohan ini pada awalnya terjadi karena kesalahan pemasangan foto oleh sang penulis. Penulis yang berkeinginan memasang foto Kaesang dan AHY, ternyata memasang foto kakak Kaesang,Gibran dan AHY. Siapa penulisnya? Saya sendiri.
Setelah memosting tulisan, entah kenapa saya sedikit gelisah. Lalu saya mengecek di twitter, official twitter Kompasiana tentunya. Ternyata sudah ramai di situ, padahal belum lama tulisan itu dishare oleh admin. Kebanyakan menyalahkan admin Kompasiana mengapa memosting foto yang berbeda dengan judul. Â
Saya sempat tenang dan merasa sedikit terselamatkan (karena belum disalahkan), meski di bagian komentar ada akun yang menjelaskan bahwa ini tulisan Arnold Adoe, bukan salah admin. Waduh.
Saya lantas mengambil langkah untuk mengganti foto tersebut, karena kesulitan menemukan foto yang sebagus di awal, saya lantas menggantinya dengan foto di meja makan saat berlangsungnya silahturahmi antara AHY dan Jokowi sekeluarga di Istana Negara.
Wah, masalah belum terselesaikan karena ternyata di twitter, foto pertama akan terus tampak di lini masa atau dinding twitter, meskipun jika orang membuka tulisan kita, foto itu sebenarnya sudah terganti.
Admin Kompasiana, siapapun orangnya (saya menduga mas Kevin atau tim IT,upps), Â ternyata melakukan hal yang kocak. Foto Gibran diedit dengan menggunakan kepala Kaesang. Lalu menuliskan bahwa sudah ada ralat foto. (Foto diedit tersebut bisa dilihat di tulisan ini).
Geger karena Kaesang tanpa diduga meretweet foto tersebut, beserta link tulisannya, lantas menuliskan "Mimin Kompasiana enaknya diapain ya?". Komentar di link dan foto tersebut meningkat tajam hingga mencapai ribuan, setelah Kaesang turun tangan, untungnya tidak naik pitam.
Di grup Kompasianer, twit ini sempat lebih dulu diposting blogger famous, mak Vale, Kompasianer of The Year, Mbak Yayat. Saya menjawabnya simpel, saya kadang tidak bisa membedakan antara Gibran dan Kaesang. Mbak Yayat lantas membully saya di Twitter juga. Nasib.
Sampai sore hari ini, postingan Kaesang tersebut telah mencapai  9770 like, 2479 retweet dan 1252 Komentar.
Sesudah "kasus" ini geger, Kaesang seperti biasa, tidak marah bahkan kembali mentweet hal yang mengundang tawa.Â
Jika sebelumnya dia membuat kuisioner tentang apakah dirinya lebih pantas menjadi Presiden Pisang, Presiden Infrastruktur Senam atau Presiden Jin(s), maka kali ini dia menambahkan Presiden Indonesia (mungkin karena postingan foto dan tulisan ini). Kocak.
Kakak Kaesang, Gibran, akhirnya ikut meretweet postingan Kaesang tersebut. Meski tidak seramai di akun Kaesang, Gibran sepertinya hampir tidak percaya (baca: mengolok dan menyindir dan lain sebagainya), dengan isi tulisan dan foto yang diposting tersebut (khususnya foto editan). Gibran memberi caption, "Wkkkwkwkwkkwkw". Â Mungkin Gibran puas adiknya dibully. Kacau.
Bagi saya, kedua putra Jokowi ini, terkhususnya Kaesang memang fenomenal. Putra Presiden yang sering dibully tetapi berespon santai dan terkadang nyeleneh.
Kaesang itu jika dibully hatersnya, mengenai usahanya, pakaiannya dan lain sebagainya, tidak membalas marah, malah meminta maaf, begitupun Gibran. Â Saya yakin, haters mungkin akan bertambah sakit hati dengan kelakuan keduanya.Â
Ada kalimat bijak yang mengatakan seperti ini, membalas kejahatan dengan kebaikan membuat yang jahat itu tetap tidak berpindah ke arah kita.Â
Pada akhirnya, kehebohan ini memang terjadi karena bertemunya penulis yang "kacau", anak presiden fenomenal yang mampu menghibur rakyatnya dan sekali lagi, admin Kompasiana yang rada iseng tapi asyik. Â Ini memang cara yang asyik menikmati hidup dengan cara yang berbeda, jangan terlalu sering serius. Begitu saja.