Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Beranikah PAN Memecat Bara Hasibuan?

29 April 2019   00:31 Diperbarui: 29 April 2019   00:43 422
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bara Hasibuan I Gambar : Tribun

"Siapa pun yang tidak patuh terhadap hasil Rakernas PAN yang memutuskan mendukung pasangan Prabowo-Sandi, maka partai harus memberikan sanksi yang tegas. Apalagi kalau dia elite partai yang seharusnya memberikan contoh yang baik untuk taat terhadap keputusan partai," ujar Wasekjen PAN Soni Sumarsono yang ikut terlibat dalam petisi, Minggu (28/4/2019)

Soni bersama lebih dari 100 orang kader PAN membuat petisi yang mengungkapkan kekecewaan mereka  terhadap pernyataan-pernyataan Waketum, Bara Hasibuan yang berseberangan dari keputusan partai, salah satunya soal peluang reposisi PAN dengan koalisi Jokowi. Bara diancam untuk dipecat.

Pria yang bernama lengkap Bara Krishna Hasibuan ini terlihat tenang dan sepertinya yakin tidak akan dipecat  

"Oh iya (saya akan bertahan). Karena saya tidak merasa ada yang salah dengan apa yang saya lakukan. Dan saya adalah Waketum DPP, saya juga ikut mendirikan partai ini. Saya cinta pada PAN, apa yang saya lakukan demi kepentingan PAN, jadi buktikan apa salah saya dalam hal ini," kata Bara di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (7/1/2019).

Jika ingin memecat Bara minimal PAN harus ingat dua hal yang menjadi perrimbangan.

Pertama, Bara adalah salah seorang pendiri PAN. Pria berkacamata ini sudah terlibat di  awal pendirian Partai Amanat Nasional pada 1998.

Bahkan, sesudah itu berbagai jabatan pernah diembannya, seperti secara resmi menjadi kader PAN dan menjadi Ketua Bidang Hubungan Internasional (1998-2000) dan Wakil Sekretaris DPP PAN (2000-2001).

Namun karena isu konflik internal di PAN di 2001, Bara memutuskan untuk bergabung dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). 

Pada Pileg 2004, Bara mencalonkan diri sebagai Calon Legislatif mewakili PKB untuk Dapil Sumatera Utara 3. Sayangnya Bara tidak berhasil terpilih menjadi Anggota DPR.

Di 2010, Bara kembali bergabung menjadi kader PAN ketika Hatta Rajasa resmi menjadi Ketua Umum PAN, dan menduduki jabatan sebagai Ketua Bidang Hubungan Internasional DPP PAN.

Memecat seorang pendiri partai yang mengetahui tujuan luhur serta ke mana arah PAN yang harus dituju, karena terlibat langsung di pembuatan platform partai, bisa jadi sebuah kesalahan bagi PAN.

Kedua, Bara Hasibuan tidak sendirian menunjukan pemihakan yang berbeda dengan keputusan partai. 

Sebelumnya kita tahu sudah ada mantan Ketua PAN, Sutrisno Bachir yangmenjabat sebagai Ketua Majelis Pertimbangan Partai Amanat Nasional (MPP PAN) yang juga memihak Jokowi.

Meski berbeda, Sutrisno Bachir tidak terlalu vokal menyuarakan pendapatnya seperti Bara.

Meski begitu, Bachir menilai berbeda itu baik dalam demokrasi. 

"Berbeda pilihan biasa terjadi lima tahun sekali sehingga saya berharap jangan sampai hubungan persaudaraan dam keumatan terpecah gara-gara berbeda pilihan politik. Itu yang kami tumbuhkan di PAN," kata Bachir.

Selain Bachir, masih ada Wali Kota Bogor terpilih, Bima Arya Sugiarto yang secara terang-terangan mendukung pasangan Jokowi-Maruf Amin pada pilpres 2019.

Bara, Sutrisno dan Bima Arya adalah tokoh partai yanh tentu memiliki pengikut, siapkah PAN melepas mereka sekaligus terancam bahwa akan kehilangan pengikut yang cukup banyak.

Lalu apa yang dapat dilakukan PAN selanjutnya? Sebagai partai, langkah terbaik adalah PAN mesti terus menenangkan polarisasi yang terjadi di internal saat ini. Minimal sabar menunggu hingga hasil resmi KPU diketahui pada tanggal 22 Mei itu.

Jika dari hasil timbang kiri timbang kanan itu maka akhirnya PAN memilih menyeberang ke Kubu Jokowi, maka dapat dipastikan posisi Bara Hasibuan akan bertambah kuat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun