Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Saat Pandji Pragiwaksono Memilih Jokowi

22 April 2019   19:30 Diperbarui: 22 April 2019   19:48 553
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pandji Pragiwaksono Memilih Jokowi I Gambar : Sword

"Kedewasaan datang dari kemauan untuk mengambil keputusan-keputusan sulit dalam hidup". - Pandji Pragiwaksono

Siapa yang tidak mengenal Pandji Pragiwaksono? Tidak masalah jika anda tidak mengenalnya, karena bukan hal itu yang penting di tulisan ini.

Pandji seorang sosok yang amat kreatif, mungkin oleh karena itulah berbagai kerjaan yang berhubungan dengan dunia kreatif pernah dilakukannya. Pandji pernah menjadi seorang penyiar radio, penyanyi rap, pemain film dan tentu saja komika, dunia yang melambungkan namanya.

Pandji adalah seorang komika favorit saya. Saat tampil dalam "lawak tunggal" Stand Up-Comedy, Pandji menurut saya memiliki kelas tersendiri.

Menjadi seorang komika itu bukan pekerjaan yang mudah.  Paling tidak ada tiga syarat penting menjadi seorang komika menurut saya. Pertama, komika yang baik itu harus luas wawasannya dan aktual, kedua, mampu berkomunikasi satire dengan elok dan ketiga, pastinya dapat lucu. Hebatnya, Pandji memiliki semuanya itu.  

Kekaguman saya terhadap Pandji sedikit menurun ketika Pandji secara tak terduga bersedia menjadi juru kampanye untuk Anies Baswedan dan Sandiaga Uno dalam Pilgub DKI Jakarta 2017. Alasan yang dikemukakan Pandji menurut saya tidak terlalu jelas saat itu, minimal untuk orang sekelas Pandji.

Namun, pihak Anies-Sandi jelas menuai kentungan dari kehadiran Pandji, walaupun banyak yang menganggap kemenangan Anies karena politik identitas. Pandji secara keseluruhan dianggap sukses menjadi seorang Jubir.

Mengapa demikian? Pandji mampu menjelaskan program Anies-Sandi yang masih di awang-awang dengan amat baiknya, bahkan kadang terlihat lebih baik dari Anies dan Sandi sekalipun.

Ketika berdebat dengan lawan bicara soal rencana program Ok-Oce dan program rumah dp nol persen, Pandji berhasil membuat lawan bicara "terpaksa" menerima, dan penonton debat ikut bertepuk tangan untuknya. Hebatnya, apresiasi itu bukan soal memikatnya program tersebut, namun karena kemampuan artikulasi dan penyampaian Pandji yang mampu membius lawan bicara dan penonton yang menyaksikan.

Singkat cerita, Anies-Sandi akhirnya menang. Menjelang Pilpres 2019, saya mulai kuatir ke arah mana Pandji akan berlabuh. Secara logika, Pandji akan memilih Prabowo, karena memang banyak gerbong yang bersamanya memihak ke arah sana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun