Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Ini Alasan Anthony Ginting Pantas Juara di China Open 2018

23 September 2018   13:52 Diperbarui: 23 September 2018   15:03 1066
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anthony Ginting I Gambar : Tribun

Penonton di Olympic Sports Center Xincheng berulangkali mengeluarkan nada tak percaya, "Ouhhh" setiap kali Anthony Ginting berhasil mengelabui atau menipu Kento Momota dengan pukulannya yang sulit ditebak.

Ketika pukulan drop shot terakhir dari Anthony masuk tanpa bisa dijangkau Momota, Anthony langsung menjatuhkan diri merebahkan tubuhnya yang sudah lelah. Momota hanya terdiam di bibir net, rasa kelu menghinggapi dirinya  saat mendapati bahwa  dirinya lagi-lagi dikalahkan oleh Anthony.

Anthony mengalahkan Momota dengan straight set, 23-21, 21-19 dan menjadi kampiun China Open 2018.  

***

Setelah Kento Momota menjuarai Kejuaraan Dunia 2018 dan bersiap menghadapi Asian Games, berbagai pujian datang kepadanya. Salah satunya dari legenda tunggal putra asal Malaysia, Rashid Sidek.

"Dia punya bakat, keterampilan, dan yang paling penting, otak untuk memainkan permainan yang sangat cerdas" ujar Sidek.

Sidek yang seangkatan Alan Budikusuma dan Ardi Wiranata ini bahkan seperti menjadi "nabi" yang meramalkan bahwa setelah era Lin Dan, Lee Chong Wei (Malaysia) bahkan Chen Long, Kento Momotalah yang terbaik di sektor tunggal putra.

Momota yang berusia 23 tahun merespon dengan sedikit sombong. "Saya ingin berterima kasih kepada semua yang mendukung saya. Saya ingin menjadi seperti Lee Chong Wei dan Lin Dan yang memiliki karier panjang. Saya ingin menikmati permainan saya dan menghibur penonton," ujar Momota saat itu.

Namun rasanya sesudah China Open 2018 berakhir, Rashid Sidek harus segera meralat ramalannya, bahkan Momota sendiri perlu sedikit berpikir keras untuk mewujudkan mimpinya. Dalam daftar Rashid Sidek dan Momota, sudah ada satu nama yang pasti akan diperhitungkan dari sekarang. Anthony Sinisuka Ginting.

***

Kento Momota dan Anthony Ginting bertemu di final China Open 2018, dengan jalan yang berbeda. Kento Momota melewati jalan mulus dengan kemenangan yang mayoritas diraih dengan mudah, sedangkan Anthony melewati jalan yang rusak, berbatu bahkan ditumbuhi semak belukar.

Undian amat berat yang tentu tak akan mau dilalui oleh pebulutangkis manapun di dunia harus dilalui Anthony. Berhadapan dengan Lin Dan, Victor Axelsen, Chen Long dan Chou Tie Chen bagaikan sebuah mimpi buruk. Luar biasa, Anthony dengan semangat pantang menyerah, berani dan dengan teknik bermain yang semakin baik berhasil mengalahkan lawan-lawannya tersebut.

Tetapi bertemu Momota bisa jadi sebuah cerita berbeda. Inilah pebultangkis yang meraih sembilan gelar dari 11 final yang dilaluinya di tahun 2018. Selain itu, Momota penuh dengan dendam atas Anthony. Di Asian Games, Anthonylah yang menghentikan langkah Momota dengan straight set, 21-18, 21-18.

Oleh karena itulah Momota bermain dengan agresif. Momota selalu unggul, bahkan bisa mencapai marjin hingga lima angka. Seperti di set pertama ketika Momota sudah unggul hingga 19-14 atau di set kedua ketika unggul hingga 13-8,atau 16-10. Tetapi di titik itulah Anthony berhasil bangkit dan berbalik unggul atas Momota dan unggul 23-21 dan 21-19 melalui pertarungan yang menghibur dan penuh drama.

Jika kita mencoba mengajukan pertanyaan apa yang membuat Anthony berhasil menorehkan prestasi luar biasa ini, maka paling tidak ada 3 (tiga) hal yang dapat dikemukakan ;

Pertama, mental Anthony yang semakin teruji. Persoalan mental adalah salah satu hal utama yang patut menjadi perhatian para pebulutangkis muda kita. Di tengah mandeknya prestasi tunggal putra sekian lama, membuat beban Anthony menjadi berat apalagi menjadi tumpuan dari pembuktian bahwa tunggal putra kita sudah pantas dikelompokan sebagai kelompok elit. 

Hal ini dapat terukur ketika menghadapi momen sulit di tengah pertandingan dan Anthony mampu membuktikan  bahwa dia sanggup menunjukan mental juara tersebut.  Mampu menang meskipun harus kalah di set pertama, atau berbalik unggul ketika ketinggalan dalam selisih poin yang jauh menjadi buktinya. Apalagi kala berhadapan dengan andalan tuan rumah seperti Lin Dan atau Chen Long.

Anthony sudah semakin tenang dan mampu mengontrol dirinya saat berhadapan dengan nama besar. Ketika Anthony terkontrol, para lawannya yang kelabakan dan bingung serta membuat pertandingan menjadi jauh lebih mudah baginya. 

Mampu melewati momen ini ketika berhadapan dengan nama-nama seperti Lin Dan, Chen Long, Axelsen dan Momota membuktikan mental Anthony sudah ada di level tersendiri dengan mental yang semakin teruji.

Kedua,  teknik permainan Anthony yang semakin matang. Perhatikan teknik pukulan yang semakin lengkap. Jump Smash, netting, dropshot dan backhand smash berjalan dengan mulus dalam pertandingan tersebut meski masih bisa ditingkatkan di masa depan.

Harus berhadapan dengan tipe pemain yang mampu mengembalikan segala jenis pukulan seperti Momota, maka keunggulan-keunggulan ini jelas sekali memegang peranan.

Perhatikan bagaimana Momota harus jatuh bangun bahkan kebingungan menebak arah shuttlecock yang dipukul Anthony karena variasi amunisi yang dipunyai oleh Anthony. Momota dan penikmat bulutangkis pasti mengiyakan kelebihan tersebut. Anthony terkadang seperti Taufik Hidayat dengan backhand smashnya, seperti Haryanto Arbi dengan jump smashnya dan seperti Hendrawan ketika melakukan reli.

Mental memang penting, tapi mental tanpa teknik yang mumpuni hanya menyisakan seorang pejuang yang bersiap untuk kalah. Anthony, seorang pejuang yang pantas menang.

Ketiga, keuletan dan kecerdasan Anthony.  Gaya main para pebutangkis jauh sebelumnya dibagi dua. Agresif atau defensif. Ingin cepat mematikan lawan atau membuat  lawan kehabisan stamina. Tetapi akhir-akhir ini, kedua gaya ini dilupakan dan yang sekarang diingat orang adalah keuletan. Kento Momota adalah pemain yang menjadi contoh teranyar dari gaya permainan ini.

Momota mampu mengembalikan bola yang diarahkan ke sudut manapun, hal ini dipercaya dipengaruhi oleh apa yang dikatakan oleh Rashid Sidek, yaitu soal keuletan dan kecerdasan seorang Momota.  Pemain agresif akan frustrasi berhadapan dengan Momota yang mampu mengembalikan bola dengan tak terduga, dan pemain yang defensif akan kelelahan dibuatnya. Momota tahu persis kapan harus menyerang dan kapan harus bertahan.

Tetapi kali ini di final China Open 2018 setelah sebelumnya di Asian Games 2018, Momota mendapatkan pesaing yang terlihat lebih ulet dan lebih cerdas dalam diri Anthony Sinisuka Ginting.

Diajak bemain reli, Anthony siap. Bermain dari depan net, Anthony juga piawai. Ketika ditekan dengan lima kali pukulan smash dari depan net oleh Momota di akhir set pertama, semuanya berhasil dikembalikan Anthony sampai akhirnya Momota kelelahan dan pukulannya menyangkut di net. 

Anthony memang terlihat kelelahan berhadapan dengan lawan seperti Momota,  tetapi hal tersebut tidak membuat dia harus membiarkan atau melihat bola jatuh di daerahnya dengan mudah sembari berpikir untuk mengembalikan dengan sempurna. Itulah bukti keuletan dan kecerdasan Anthony.

***

Sekali lagi permainan netting sempurna, smash sambil melompat yang keras dan backhand smash ala Taufik Hidayat menghipnotis lawan dan para penonton yang menyaksikan aksi Anthony. Gelar juara turnamen berlevel BWF World Tour Super 1000 yang amat prestisius ini.

Meski menjadi satu-satunya gelar dari Guangzhao bagi Indonesia, tapi bangsa Indonesia tetap patut berbangga dan bergembira atas prestasi Anthony ini. Sektor tunggal putra memberikan harapan akan masa depan yang cerah setelah era Taufik Hidayat. Setelah emas dari Jojo Christie di Asian Games dan  gelar di China Open oleh Anthony.

Maju prestasi bulu tangkis Indonesia dan Selamat Anthony, Superb!

Simak tulisan sebelumnya Cara Hebat Antony Ginting Buktikan Sebagai Pebulutangkis Elit Dunia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun