Mohon tunggu...
Arnold Mamesah
Arnold Mamesah Mohon Tunggu... Konsultan - Infrastructure and Economic Intelligent - Urbanomics - Intelconomix

Infrastructure and Economic Intelligent - Urbanomic - Intelconomix

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Bencana Utang dan Intervensi

16 Februari 2016   17:56 Diperbarui: 16 Februari 2016   21:55 295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bencana Utang berkaitan dengan resesi neraca; saat utang dalam mata uang asing (USD) berjalan, Rupiah (IDR) mengalami depresiasi nilai tukar secara berkelanjutan, berakibat nilai utang melambung.

Tindakan korporasi dalam merespon resesi neraca berdampak pada perbankan karena jumlah kredit yang disalurkan perbankan akan tertekan atau turun; sementara nilai tabungan bertambah. Akibatnya pendapatan perbankan dari bunga pinjaman turun sementara biaya bunga (untuk dibayarkan kepada penabung) bertambah dengan meningkatnya jumlah tabungan. Dalam kondisi demikian dan memperhatikan BOPO (Beban Operasional & Pendatapan Operasional), perbankan akan sulit menurunkan suku bunga pinjaman khususnya pada margin interest yang merupakan sumber pendapatan utama (fee based income perbankan atau pendapatan non bunga saat ini diprakirakan kurang dari 15% dibandingkan seluruh pendapatan operasional).

Ekspansi Kredit dukungan Kebijakan Bank Sentral

Penurunan suku bunga acuan atau BI Rate yang dilakukan Bank Indonesia (BI) dan dari beberapa pernyataan yang diberikan mengindikasikan BI akan menjalankan stimulus moneter dengan Easy Money Policy (EMP - kebijakan non pengetatan dana). Dengan kebijakan ini diharapkan kredit perbankan tumbuh dan dapat mendukung kebijakan stimulus ekonomi pemerintah dalam upaya peningkatan pertumbuhan. 

Gambaran pertumbuhan Kredit Investasi Perbankan hingga akhir 2015 diberikan pada Tabel-3 berikut ini.


Dari Tabel-3 dapat dilihat pertumbuhan kredit dan serapannya berdasarkan sektor industri. Cukup menarik kondisi yang terjadi pada 3 (tiga) sektor yang berada pada peringkat atas dengan tingkat pertumbuhan tahunannya. Juga jika diingat bahwa sektor tersebut berkaitan dengan konsumsi masyarakat serta banyak menyerap tenaga kerja. 

Sementara relasinya dengan suku bunga kredit, diberikan pada Grafik-4.


Sumber Informasi Tabel-3 dan Grafik-4 : Bank Indonesia - SEKI

Dari Grafik-4 dapat dilihat bahwa tren penurunan suku bunga kredit investasi pada triwulan-IV (November - Desember 2015) berdampak pada pertumbuhan nilai kredit. Hal ini merupakan respon dari naiknya tingkat pertumbuhan PDB (Produk Domestik Bruto) pada triwulan-III yang mencapai 4,73%.

Berdasarkan Tabel-3 dan Grafik-4 beserta dengan penjelasannya, langkah pemulihan perekonomian tengah berlangsung dan selayaknya didorong agar berjalan lebih pesat.

Intervensi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun