Mohon tunggu...
Arnold Mamesah
Arnold Mamesah Mohon Tunggu... Konsultan - Infrastructure and Economic Intelligent - Urbanomics - Intelconomix

Infrastructure and Economic Intelligent - Urbanomic - Intelconomix

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Virus Strong USD Vaksin Perekonomian Indonesia

8 September 2015   02:34 Diperbarui: 8 September 2015   08:11 1151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber Informasi : Bank Indonesia (SULNI) Statistik Utang Luar Negeri Indonesia dan Calculator (diolah)

Dari grafik, posisi utang luar negeri swasta yang mencapai hampir USD 47 Miliar pada akhir Triwulan-II/2015, memberikan gambaran bahwa per triwulan diperlukan sekitar USD 12 Miliar atau per bulan diperlukan sekitar USD 4 Miliar. Dalam posisi transaksi berjalan (Current Account) defisit maka kebuhan untuk pembayaran pokok dan bunga pinjaman memberikan tekanan berkelanjutan pada nilai tukar. Sangat disayangkan hal ini seakan diabaikan. (Lihat artikel : Langkah Elegan Perekonomian).

Bukan Virus tetapi Vaksin

Bukan suatu kesalahan jika sebagian besar masyarakat mengharapkan nilai tukar Rupiah terhadap USD tidak menjadi makin lemah tetapi sebaliknya menguat. Tetapi perlu diberikan pengertian dan pemahaman yang tepat bukan dengan bersilat kata atau menuding pada obyek yang tidak relevan.

Perilaku memberikan pernyataan atau komentar sesat menunjukkan pemahaman yang  dangkal tanpa penguasaan "Generally Accepted Principles" dan tidak berlandaskan pada informasi serta fakta yang akurat. Masalah perekonomian bukan dilihat sesaat tetapi pada rentang waktu. Jika cermat mengamati pola perubahannya akan menjadi pembelajaran berharga dalam mengantisipasi kejadian pada masa mendatang. Melihat permasalahan hanya berdasarkan pengamatan dalam waktu singkat hanya akan menghasilkan langkah serta tindakan spekulasi, ibarat bertaruh di meja perjudian yang berujung kebangkrutan.

Virus Strong USD ternyata memberikan banyak hal yang bersifat korektif antara lain :


1. Koreksi dalam penanganan inflasi dan mengurangi ketergantungan pada barang impor

2. Koreksi dalam peningkatan kemampuan bersaing dengan tidak hanya mengandalkan harga 

3. Koreksi dalam memandang permasalahan dan tantangan dengan sudut pandang positif, belajar dari pengalaman terdahulu serta penyelesaian masalah secara komprehensif dengan rujukan informasi dan fakta bukan asumsi

Ternyata US Strong itu bukan virus tetapi vaksin yang kelak memberikan kekebalan pada perekonomian Indonesia.

 

Arnold Mamesah - pekan kedua September 2015

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun