Mohon tunggu...
Arnol Goleo
Arnol Goleo Mohon Tunggu... Lainnya - GOLMEN

Penaku bercerita.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Munculnya Quiet Quitting dan Quiet Firing: Bagaimana Nasib Karyawan?

22 September 2022   13:13 Diperbarui: 22 September 2022   14:13 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Worklife. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Namun kabar baik itu diselimuti badai besar. Apakah itu? Mungkinkah kami, saya dan teman-teman bisa bertahan dalam badai besar itu? Seperti kapten kapal menghadapi badai yang menghantam kapalnya?

Sahabat, pada akhir bulan keenam itu atau akhir bulan Maret 2022 saya mendengar kabar bahwa saya disuruh berhenti atau mengundurkan diri dari perusahaan tersebut. Kabar ini datang dari 'pendamping karyawan' bukan dari pihak yang berwenang, yang katanya kabar itu disampaikan padanya oleh manager perusahaan (wilayah Ternate).

Waktu itu saya masuk shift 2, kebetulan saat itu shift kami masuk berdua. Saya sementara sibuk mempersiapkan sesuai apa yang dibutuhkan saat itu atau yang seharusnya dikerjakan. Karyawan itu (pendamping dari Jawa) mengatakan: Pak, begitulah panggilan sebagai sapaan ketika dalam suatu toko atau perusahaan yang memiliki jabatan seperti pimpinan shift, asisten, kepala toko dan seterusnya.

Pak, kamu disuruh manager mundur, lanjutnya. Maksudnya saya diberhentikan. Saya pikir saya disuruh undur diri dari kepala toko menjadi karyawan biasa. Tetapi bukan itu, saya disuruh mengundurkan diri/berhenti/PHK.

Saya berpikir dan timbul dalam otak atau pikiran; Apa begini cara perusahaan memberhentikan karyawannya? Apa tidak ada cara lain yang lebih terhormat? Untuk apa dipromosikan jabatan bila akhirnya seperti begini? Kita dianggap seperti "sampah!" Ya sudahlah kalau ini memang sudah sesuai prosedur perusahaan, dalam hati kecilku berkata.

Setelah beberapa bulan berhenti dari perusahaan tersebut. Saat ini saya baru mengerti mengapa dan kenapa pemberhentian karyawan secara diam-diam. Ternyata, inilah yang disebut Quiet Quitting atau Quiet Firing.

Sekarang, saya mendengar kabar dan bukan hanya mendengar tetapi fakta bahwa, perusahaan tempat saya bekerja dulu merekrut kembali karyawan baru termasuk tempat saya bekerja juga membutuhkan karyawan baru. Karena selain banyaknya karyawan diberhentikan, ada juga yang keluar sendiri atau berhenti sendiri.

Mengapa? Apakah salahnya karyawan? Atau cara perusahaan yang membuat karyawan atau karyawati tidak nyaman bekerja di perusahaan tersebut? Bukankah aset yang berharga dalam sebuah perusahaan adalah karyawan?

Bila suatu perusahaan tujuannya hanya mengejar profit. Bagaimana dengan kesejahteraan karyawan? Bagaimana dengan kenyamanan karyawan dalam meningkatkan produksi atau profit perusahaan, apakah ini juga penting untuk diperhatikan?

Jadi saran saya untuk sahabat bila kamu yang sedang mencari kerja atau sementara bekerja di perusahaan manfaatkan waktumu sebaik mungkin sebelum anda "dipecat" diam-diam dan pulang dengan tangan hampa. Dan semoga perusahaan tempat anda bekerja tidak demikian!

Bailengit, 22 September 2022

Arnol Goleo   [11:07]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun