Mohon tunggu...
Sabarniaty Saragih
Sabarniaty Saragih Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu rumah tangga dengan tiga anak

Tampil apa adanya dan selalu berusaha melakukan yang terbaik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Maaf Nak, Aku Beri Karena Mereka Lebih Membutuhkan

26 November 2020   07:05 Diperbarui: 26 November 2020   07:06 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Guru bukan sekedar profesi melainkan totalitas dengan hati.

Ibuku seorang pensiunan guru Sekolah Dasar. Aku masih ingat bagaimana repotnya ibu diantara pekerjaan dan urusan rumah tangga. Kerepotan mengurus anak, mengurus ibu mertuanya yang stroke dan perannya sebagai guru, tidak sekalipun membuat ibu mengeluh, sebaliknya aku selalu melihat ibu sangat menikmati semua peran itu.

Masih terekam diingatan ketika malam hari sesudah kami, anak-anaknya tidur, ibuku mengerjakan tugasnya sebagai guru seperti menyalin panduan kurikulum, membuat soal, mengolah nilai ataupun mengisi raport.

Seringkali aku  cemburu melihat begitu besar perhatian ibu kepada murid-muridnya. Kesalku bertambah sewaktu mengetahui ibu sering memberi barang-barangku kepada murid-muridnya.

Ada beberapa kisah yang aku masih ingat sampai sekarang dan yang membuatku berpikir menjadi guru itu adalah sebuah perjuangan, totalitas dengan hati.

Hal yang paling kunanti ketika kecil adalah saat pertama kali masuk sekolah SD. Seragam baru, peralatan sekolah yang baru dan status sebagai anak sekolah memberi babak baru dalam kehidupan seorang anak kala itu.

Ibu membelikan tas sekolah warna kuning bergambar Unyil, tontonan anak-anak yang paling terkenal. Tas itu menjadi salah satu barang kesayanganku. Tidak semua anak punya tas sekolah, jadi jangan heran kalau masih ada anak yang menggunakan tas kresek sebagai tas sekolah.

Itulah tas sekolah pertamaku. Selama setahun aku memakai tas itu. Kenaikan kelas tiba dan aku menjadi kelas 2.

Tahun kedua aku tidak dibelikan seragam baru karena seragam putih merah yang menjadi seragam satu-satunya masih bisa dipakai. Ibu membelikan tas baru karena menurut ibu tas unyilku kekecilan. Aku sangat senang dengan tas baru itu tetapi aku berencana tetap memakai tas unyilku setiap hari Jumat karena jadwal pelajarannya sedikit.

Suatu kali di hari Jumat pagi aku sibuk mencari tas unyilku. Bahkan aku marah-marah kepada kedua adikku yang sering usil dengan menuduh mereka menyembunyikan tas unyil itu. Ibu mendengar kegaduhan itu lalu memberitahu jika tas Unyil itu sudah diberikan kepada muridnya.

Ibu : "Tasnya sudah kukasih sama muridku, kan kamu sudah punya tas baru"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun