Mohon tunggu...
Sabarniaty Saragih
Sabarniaty Saragih Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu rumah tangga dengan tiga anak

Tampil apa adanya dan selalu berusaha melakukan yang terbaik

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Air dan Pemimpin

4 Oktober 2020   06:29 Diperbarui: 5 Oktober 2020   13:16 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Keluarga kami baru saja pindah ke desa ini. Tidak susah bagiku untuk menyesuaikan diri karena ini desa kelahiranku dan suami, tempat kami dibesarkan.

Namun tidak bagi ketiga anak kami. Lingkungan baru, sekolah baru, kebiasaan baru, dan segala keterbatasan yang ada di desa ini terkadang membuat mereka protes. "Mamaaaaa...ke siniiiiii", teriaknya dari kamar mandi.

"Ada apa?" kataku setelah berlari terburu-buru dari teras. Takut terjadi sesuatu dengannya.

"Mama menyuruh kami mandi pakai air got?" katanya lembut sambil melirik ke dalam ember.

"Itu bukan air got, itu air PAM," jawabku.

"Kenapa airnya keruh?" tanyanya.

"Karena habis hujan," jawabku singkat.

"Di sini setiap hari hujan, berarti setiap hari kita mandi pakai air seperti ini?" tanyanya lagi. Benar juga yang dia katakan, kalau aku beri alasan hujan berarti setiap hari air akan seperti itu selama musim hujan.

"Kemaren air PAM mati jadi kita terpaksa pakai air hujan. Sekarang sudah hidup tapi kotor," katanya meneruskan.

"Buka saja kerannya, hidupkan terus sampai air kotornya hilang," balasku santai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun