Mohon tunggu...
Arnina Mei Azzahra
Arnina Mei Azzahra Mohon Tunggu... 24107030059

Mahasiswa Ilmu Komunikasi yang sedang belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Coklat: Penyelamat Manis Di Tengah Burnout

12 Juni 2025   17:40 Diperbarui: 12 Juni 2025   17:40 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari itu, aku duduk termenung di meja belajarku. Laptop terbuka lebar menampilkan sederet tugas yang belum kusentuh, sementara list tugas yang berderet terasa seperti menatapku dengan ancaman diam-diam. Kepala terasa berat, mata panas karena terlalu lama menatap layar, dan hati rasanya ingin menyerah. Burnout. Itulah kata yang tepat untuk menggambarkan perasaanku saat itu.

Sudah seminggu ini aku bergelut dengan tugas-tugas kuliah yang datang seperti ombak tak pernah henti. Deadline mepet, ide mampet. Rasanya semua energi dan semangatku menguap begitu saja. Aku tahu aku harus menyelesaikannya, tapi tubuh dan pikiranku seperti sudah tak sinkron lagi. Aku lelah. Bukan hanya lelah fisik, tapi juga lelah hati.

Aku pun berdiri dan berjalan pelan menuju lemari camilan. Mataku menyapu isi rak hingga akhirnya berhenti pada satu benda mungil berwarna cokelat tua yang dibungkus rapi: coklat. Bibirku secara refleks tersenyum. Coklat, sahabat lamaku di saat-saat sulit. Aku mengambil sebatang, membuka bungkusnya perlahan, dan membiarkan aroma khasnya menyapu hidungku. Harumnya manis dan menenangkan.

Aku duduk kembali di kursi, menggigit sepotong kecil coklat, dan membiarkannya meleleh perlahan di lidahku. Rasa manisnya menyebar pelan, seperti membisikkan bahwa semuanya akan baik-baik saja. Rasa pahit tipis di ujung lidah justru mengingatkanku bahwa hidup memang tak selalu manis, tapi tetap bisa dinikmati. Dalam sekejap, coklat itu seperti menyalakan kembali lilin kecil dalam diriku yang tadi sempat padam.

Aku tak tahu bagaimana caranya, tapi setiap kali aku memakan coklat, dunia seolah menjadi lebih ringan. Seolah ada pelukan hangat yang merangkulku dari dalam, berkata bahwa aku tak perlu sempurna, cukup mencoba saja. Rasanya seperti teman yang tak pernah menuntut, hanya hadir dan membuat segalanya terasa lebih baik.

sumber: Orami
sumber: Orami

Coklat memang bukan sekadar makanan, ia adalah obat. Obat untuk hati yang lelah, pikiran yang penat, dan semangat yang sempat menghilang. Tak heran banyak orang menyebutnya sebagai comfort food. Karena memang begitulah adanya. Coklat memiliki kekuatan magis untuk menenangkan, memeluk, bahkan menyembuhkan luka-luka kecil yang tak terlihat.

Aku mengunyah potongan kedua. Perlahan aku mulai bisa bernapas lebih tenang, pikiranku tidak lagi sesak, dan tiba-tiba, aku mulai bisa berpikir jernih. Ide-ide yang tadi seperti menghilang, satu per satu mulai bermunculan kembali. Tangan mulai bergerak mengetik, dan semangat mulai mengisi ruang-ruang kosong yang sebelumnya hampa.

Sejak saat itu, aku belajar bahwa istirahat bukanlah bentuk kemalasan. Dan dalam istirahat itu, aku menemukan bahwa coklat adalah teman terbaikku. Teman yang selalu ada di laci kecil meja belajar, menungguku ketika dunia terasa terlalu berat. Teman dengan tanpa banyak kata, mampu membuatku kembali bangkit.

Coklat tidak pernah gagal membuatku bahagia. Saat dunia terasa terlalu bising, gigitan kecil dari dari sepotong coklat bisa membuat semuanya hening sejenak. Saat hatiku terasa terlalu penuh, manisnya coklat memberi ruang untuk bernapas. Ia bukan hanya pengisi perut, tapi juga penenang jiwa.

Banyak orang mencari pelarian dari stres melalui berbagai cara, seperti jalan-jalan, tidur, atau bahkan menangis. Aku? Aku hanya butuh sebatang coklat. Tidak perlu mahal, tidak harus premium. Asal itu coklat, aku tahu semuanya akan baik-baik saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun