Mohon tunggu...
Arlini
Arlini Mohon Tunggu... Penulis - Menulis berarti menjaga ingatan. Menulis berarti menabung nilai kebaikan. Menulis untuk menyebar kebaikan

ibu rumah tangga bahagia, penulis lepas, blogger, pemerhati masalah sosial kemasyarakatan

Selanjutnya

Tutup

Money

(Resensi Buku) Mewujudkan Ekonomi yang Sehat

8 Oktober 2020   20:08 Diperbarui: 11 Oktober 2020   21:00 451
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tapi rupanya, dalil ini belum lengkap. Masih ada dalil lainnya. Rasulullah saw bersabda: "Kaum muslim berserikat pada tiga hal; air, rumput & api. Dan harganya adalah haram."(HR. Ibnu Majah).

Bila dipahami dengan benar, maka maksud larangan mematok harga adalah ditujukan kepada barang dagangan selain dari air (laut/ sungai), rumput (hutan/ pulau) dan api (energi).

Ketiganya menurut Islam terkategori sebagai kepemilikan umum. Jadi bbm sebagai bagian dari energi tak seharusnya dijadikan komoditas bisnis, melainkan harus dikelola negara dan hasilnya digunakan untuk memberi pelayanan pendidikan, kesehatan maupun keamanan kepada rakyat secara cuma-cuma. Itulah jawaban yang tepat. Dan peristiwa tersebut menjadi contoh kesalahpahaman umat pada ekonomi Islam.

Dalam buku Ekonomi Islam Madzhab Hamfara jilid II ini, penulis berusaha menggambarkan tentang praktek ekonomi Islam seutuhnya, setelah sebelumnya membahas panjang lebar tentang ekonomi Islam dalam tataran filosofi pada buku Ekonomi Islam Madzhab Hamfara jilid I.

Buku ini sekaligus mencoba menjawab kegagalan sistem ekonomi kapitalis dalam mengatasi berbagai persoalan ekonomi yang dihadapi berbagai negara di dunia. Kegagalan tersebut berangkat dari pemahaman dasar tentang apa yang disebut sebagai ekonomi yang sehat. Ibarat tubuh manusia, sistem ekonomi dikatakan sehat apabila uang sebagai darahnya mengalir lancar ke seluruh lapisan masyarakat. Artinya, ekonomi yang sehat haruslah dapat mewujudkan keadilan dan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat.

Apa yang dapat menjamin peredaran uang bisa lancar di tengah-tengah masyarakat, sehingga kebutuhan akan barang dan jasa dapat terpenuhi? Sistem kapitalisme memilih untuk mengandalkan peran pasar.

Mekanisme pasar bebas dianggap dapat mendorong kekuatan permintaan dan penawaran. Dalam hal ini sistem kapitalisme memandang, peran negara harus diminimalisir. Seperti kata tokoh ekonomi, Adam Smith, akan ada tangan-tangan yang tidak kelihatan (the invisible hands), yang akan mengatur perekonomian dengan sendirinya.

Dengan kata lain, dalam pasar bebas siapapun diberi kesempatan seluas-luasnya untuk menekuni bidang apapun asalkan punya kemampuan. Dan uang menjadi instrument yang menjadi standar kemampuan tersebut.

Dari sinilah penulis membongkar kesalahan-kesalahan sistem ekonomi kapitalisme. Dalam prakteknya, pasar bebas telah menjadi arena pertarungan antara segelintir pemilik modal. Dengan bantuan 'dua kaki' yang mereka ciptakan yaitu bank dan pasar modal, para pemilik modal menghegemoni perekonomian.

Kelahiran bank dan pasar modal, istilahnya sektor ekonomi non riil, telah menghambat uang mengalir ke sektor barang dan jasa (riil). Menurut Prof. John Gray dari Oxford University, perputaran uang di sektor non riil menyedot sebanya 95% dari $1,2 triliun uang yang berputar per harinya, sisanya hanya 5% yang benar-benar berputar di sektor riil (Karim, 2002, dalam Dwi Condro Triono hal. 67). Menurutnya, transaksi di pasar non riil hanya bersifat spekulatif, tidak mendukung pertumbuhan di sektor riil sama sekali.

Keberadaan sektor ekonomi non riil juga menjadi penyebab terjadinya krisis ekonomi. Warren Buffet dan Paul B Farrel (analis pasar modal) telah mengakui bahwa bubble economy di lantai bursa dapat menjadi senjata pemusnah massa (weapon of mass destruction) yang sangat kejam, yang lebih berbahaya dari senjata nuklir dan perdagangan obat bius.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun