Teman lainnya pernah kehilangan suaminya, yang meninggal dunia pasca mengalami kecelakaan motor. “Kenapa la kau tinggalkan aku pak.” “Bapak kelen udah nggak ada”. Itu beberapa ucapannya, diucapkan sembari menangis berteriak-teriak.
Pada akhirnya kita semua akan menghadap Allah swt. Hanya saja berbeda giliran. Kehilangan orang-orang tersayang yang kembali pada Allah swt hanya pertanda giliran kita belum tiba.
Alangkah baiknya jika kita menambah bekal agama, memahami kalau tidak ada yang kekal di dunia. Memahami bagaimana cara merespon kehilangan dengan benar menurut Allah swt. Agar Allah swt berkenan mempertemukan kembali diri kita dengan orang-orang yang disayangi di syurgaNya.
Belajar dari berbagai pengalaman teman-teman, mereka yang sabar, tegar dan qana’ah adalah mereka yang biasa dekat dengan kajian Islam dan terus belajar untuk memperbaiki diri.
Kedekatan pada Allah swt menjaga kesadaran kita, bahwa segala isi dunia adalah milikNya. Tak pantas kita merasa memiliki secara mutlak hingga bersedih berlebihan ketika kehilangannya. Kedekatan pada Allah swt menjaga kejernihan berpikir dan kekuatan dalam menghadapi segala persoalan. Semoga kita bisa menjadi muslim/ muslimah berkualitas demikian, amin…