“Isu ini merupakan persoalan mendesak yang membutuhkan keterlibatan kita sebagai masyarakat yang mengedepankan kepedulian sosial,” pungkasnya. Untuk itulah, Zukirah tergerak untuk berinisiatif dan memberi solusi dengan membuka lapangan kerja bagi OYPMK.
Indonesia Juara Ketiga di Dunia
Narasumber berikutnya, Manager Proyek Inklusi Disabilitas NLR Indonesia Angga Yanuar mengungkapkan, Indonesia sampai saat ini masih menduduki peringkat ketiga di dunia untuk kasus terbanyak kusta setelah India dan Brazil. Namun, tren data kasus kusta di dalam negeri cenderung menurun dari waktu ke waktu. Di medio 2001-2002, kasus kusta Indonesia masih di angka 20-an ribu. Tapi, mulai 2015 hingga saat ini, data memperlihatkan grafik yang menurun. Kasus baru kusta di Indonesia ditemukan antara 15 hingga 17 ribu pasien tiap tahun. Pencapaian ini diganjar status eliminasi kusta untuk Indonesia.
“Prestasi ini membuat Indonesia sudah mencapai status eliminasi kusta pada tahun 2000, yaitu pencapaian kasus baru kusta yang tidak lebih dari 1 per 10 ribu penduduk,” beber Angga.
Terkait daerah penyebaran kusta, Angga melanjutkan, saat ini masih ada 9 provinsi di Indonesia yang belum menyatakan status eliminasi kusta. Kendati demikian, jika melihat kondisi di 2-3 tahun ke belakang, kasus cukup tinggi kusta masih terdapat di Papua, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur, Jawa Timur, dan Sumatera Barat.
“Secara nasional, memang kita sudah mencapai eliminasi. Tapi untuk kasus di tingkat kabupaten dan provinsi, belum semua wilayah di Indonesia mencapai eliminasi kusta,” sebutnya.
Narasumber pamungkas, OYPMK Muhammad Arfah berbagai pengalaman inspiratifnya dalam menghadapi tantangan stigma kusta. Pemuda asal Gowa ini adalah salah satu peserta magang Program Katalis NLR di Sulawesi Selatan. Arfah kini diterima bekerja di kantor Satpol PP Kota Makasar sebagai staf adminsitrasi.
Selanjutnya, NLR Indonesia kembali melakukan pemagangan bagi OYPMK dan disabilitas pada Juli-Agustus 2021. Karena keterbatasan, NLR Indonesia baru menawarkan peluang untuk 3 orang kandidat yang terseleksi. Pelatihan dan pebekalan berupa tiga keahlian dasar yang dibutuhkan di bidang lembaga swadaya masyarakat. Tiga skill dasar tersebut adalah Manajemen Perencanaan, dan Pengelolaan Proyek, Administrasi dan Pengelolaan Keuangan, serta Mobilisasi Sumber Daya dan Penggalangan Dana.