Mohon tunggu...
Jingga Kelana
Jingga Kelana Mohon Tunggu... Arkeolog -

Lulusan Program Studi Arkeologi, FIB Udayana

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengikuti Tingkah Zaman, Drupadi Tersungkur di Panggung

10 November 2017   08:55 Diperbarui: 10 November 2017   08:57 1104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pengrawit dan gamelannya. Dokpri.

Tersungkur di Panggung

Keberadaan seni tradisi yang lahir dari kreatifitas masyarakat belum tentu gegabah dalam pembawaan. Begitu pula dengan seni pertunjukkan dari kalangan elit bangsawan belum tentu agung di mata yang lain. Tapi kadang keduanya bisa tersungkur bersama di atas panggung seperti Drupadi yang terjerat oleh kainnya sendiri.

Drupadi dalam sebuah pementasan. Sumber: Instagram.
Drupadi dalam sebuah pementasan. Sumber: Instagram.
Koreksi itu pasti ada, apakah benar Drupadi jatuh karena jerat kain yang dikenakan secara ceroboh? Tidakkah ada faktor lain yang mempengaruhi yaitu keserakahan dari Dursasana? Bharatayuda juga mengorbankan banyak perempuan dengan suara terbungkam.

Ragam sanggit yang ditulis oleh dalang, selain bukti kreatifitas bisa juga dipandang sebagai awal lunturnya cerita asli dan karakteristik penokohan. Benarkah Aswatama lahir dari seekor kuda?  Kebanyakan para dalang menyebut seperti itu. Padahal ia terlahir dari seorang bidadari yang ketika itu mendengar ringih kuda. Latar belakang demikian sering kali dijadikan bahan ejekan panakawan ketika berhadapan dengan Kurawa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun