Mohon tunggu...
ariza fahlaivi
ariza fahlaivi Mohon Tunggu... Lainnya - Content Writer

Pengulas Buku

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Review Buku "Lagom": Menilik Resep Bahagia Orang Swedia yang Layak Dicoba

11 September 2020   15:55 Diperbarui: 11 September 2020   16:45 862
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada puncaknya, Lagom menasbihkan kehadirannya di tengah-tengah masyarakat untuk memberikan rasa aman dan menghalau hal-hal yang bisa merepotkan orang lain.

Contoh Penerapan Lagom

Dalam buku ini, Lagom tak ubahnya sebuah ideologi yang diamini semua masyarakat Swedia. Ia hadir sebagai penggerak tak kasat mata orang Swedia dalam menjalankan rutinitas hariannya. Lagom adalah aturan, prinsip, sekaligus denyut nadi bangsa Nordic ini.

"Apa yang semula merupakan soal yang tak dibicarakan, berubah menjadi roh penuntun tak terlihat yang membisikkan kata-kata pengingat ke telinga semua orang (Swedia). 'Tidak terlalu banyak, tidak terlalu sedikit. Pas.' Begitu bisikan itu."

Sebut saja misalnya dalam jamuan makan sebuah perayaan. Menurut Margareta Schildt Landgren, penulis artikel makanan Swedia dan pengarang buku resep makanan, makanan orang Swedia melambangkan Lagom.

Prinsip orang Swedia dalam membuat makanan adalah memasak sesuatu yang tidak mewah, tetapi juga tidak terkesan sederhana. Bumbu-bumbu yang digunakan juga tidak terlalu banyak atau terlalu sedikit. Dalam mengkonsumsi suatu makanan, orang Swedia juga menerapkan pola yang tidak berlebihan.

Contoh lain ada dalam bidang kesehatan dan kesejahteraan. Lagom mendorong masyarakat Swedia untuk mengajukan sebuah pertanyaan untuk diri sendiri tentang makna menjalani hidup yang berkualitas.

Melalui pertanyaan itu, orang Swedia dibimbing untuk menemukan keselarasan dalam hidupnya. Penemuan jawaban atas pertanyaan tersebut bisa menghantarkan orang Swedia pada keseimbangan hidup dalam kondisi yang sehat, baik secara lahiriah maupun batiniah.

 Ada banyak bidang lain yang disinggung penulis dalam buku ini sebagai contoh penerapan filosofi Lagom oleh masyarakat Swedia. Pada akhirnya, Lagom benar-benar membantu Swedia menjadi negara yang terkenal dengan standar hidup yang tinggi.

Lagom dan Gaya Hidup Masa Kini

Percepatan pertukaran informasi di era Industri 4.0 ini memungkinkan kita untuk mengetahui gaya hidup masyarakat di belahan negara lain. Kajian tentang tren pola hidup bangsa lain sudah cukup banyak diangkat dalam artikel-artikel di portal-portal berita dalam jaringan.

Berkat internet, kita bisa dengan mudah mengetahui resep umur panjang orang Jepang ala Ikigai, atau pola hidup intim dan nyaman bangsa Denmark yang disebut Hygge, atau Frenweh, filosofi hidup yang diserap dari bahasa Jerman yang mengajarkan tentang gairah untuk bepergian dan keluar dari zona nyaman.

Filosofi Lagom kini bisa menjadi opsi tambahan yang bisa kita pelajari dan coba terapkan dalam keseharian kita. Menyegarkan rasanya meresapi setiap paparan dan penjelasan penulis dalam buku ini. Terlebih lagi, ia menyampaikannya dalam gaya tulisan yang tidak monoton dan tidak terkesan serius.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun