Masing-masing individu yang tau tentang bagaimana dinamisnya tuntutan lingkungan saya yakin setuju kalau saat ini organisasi dihadapkan pada situasi yang menuntut adanya perubahan tak terkecuali organisasi pendidikan seperti perguruan tinggi.
Perubahan untuk menyesuaikan organisasi supaya lebih adaptif dengan berbagai tuntutan, menyesuaikan supaya organisasi bisa memenuhi keinginan stakeholder atau masyarakat, perubahan untuk bisa bersaing secara kualitas dengan organisasi lain yang sejenis , perubahan-perubahan ini akan terlihat jelas dari bagaimana organisasi menata ulang visi, misi, tujuan, dan strategi maupun struktur organisasinya yang diimbangi dengan alur komunikasi dan koordinasi yang simpel dan lebih terstruktur.
Namun pertanyaannya kemudian apakah semua organisasi bisa melakukan penyesuaian diri tersebut? jawabanya tentu tidak semua bisa. Kenapa hal ini bisa terjadi? ada banyak faktor tentunya yang memberikan pengaruh disana. Pengaruh ini bisa berasal dari internal organisasi sendiri atau dari eksternal organisasi tersebut.
Apabila Melihat dari sisi faktor internal bisa jadi penyebabnya ada di kepemimpinan, seperti dalam beberapa artikel yang kami tulis sebelumnya keberadaan pemimpin menjadi unsur penting perubahan sebuah organisasi. Ketika pemimpin tidak memiliki kemampuan melihat tantangan, peluang, kekuatan maupun ancaman yang ada, organisasi dapat masuk pada kompleksitas atau keadaan yang sulit.
Pada beberapa Literatur kepemimpinan Daniel Goleman menjelaskan bahwa seorang pemimpin ialah seseorang yang memiliki tugas untuk mendapatkan hasil dan memenuhi tujan dari organisasi. Oleh karena itu ia menyarankan agas seorang pemimpin harus memiliki kemampuan untuk membangun visi-misi, membangun budaya kerja serta cakap ketika menetapkan strategi yang ideal bagi organisasinya.
Kepemimpinan seperti yang diuraikan oleh Daniel Goleman diatas bisa dilakukan oleh seorang pemimpin jika mereka memiliki berbagai komponen pembentuk kepemimpinan seperti: kejujuran; integritas; kematangan emosi; motivasi; kepercayaan diri; kemampuan kognitif; dan dorongan berprestasi.
Tidak bisa dipungkiri pula jika dalam suatu organisasi pemimpin juga akan dihadapkan pada problem-problem internal lain seperti perbedaan-perbedaan pandangan atau kepentingan dari masing-masing anggota timnya. Tidak semua orang akan memiliki tujuan dan aspirasi yang sama disatu sisi ada pula anggota tim yang sudah bekerja melebihi standart yang ditetapkan.
Ketimpangan-ketimpangan ini harus bisa diatasi oleh seorang pemimpin. Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mampu mendamaikan semua perbedaan itu dan menyatukannya dengan cara yang membuat tim bekerja kearah yang benar. Ia mampu bersikap objektif dengan menempatkan dirinya ditengah-tengah untuk bisa membuka ruang-ruang diskusi. Pemimpin yang baik tidak begitu saja mempercayai berbagai macam isu ataupun terlalu banyak membuka ruang diskusi informal. Kepemimpinan yang baik, memungkinkan untuk menyatukan semua orang dalam mengerjakan yang sama bahkan jika mereka memiliki tujuan yang berbeda diantara mereka sendiri dan bisa bersikap objektif.
Kepemimpinan idealnya juga memiliki kecakapan untuk menguasai berbagai gaya kepemimpinan yang ada. Sehingga ia bisa menyesuaikan diri dengan berbagai situasi maupun kondisi, tidak menekankan pada kepentingan pribadi, serta menghindari pola transaksional di organisasinya. Selain itu, memiliki kemampuan mencermati berbagai situasi untuk menetapkan langkah maju demi pergembangan organisasi yang terus menerus.
SEMOGA BERMANFAAT
Salam Dari Penulis: Eko A. Ariyanto & Sayidah Aulia UlHaque
