"Uang kalau dipegang di tangan akan cepat habis" demikian kalimat yang sering saya dengar saat berkumpul dengan ibu-ibu arisan.
Di tengah kemudahan akses untuk berbelanja, dan banyaknya godaan untuk hidup konsumtif, maka pernyataan bila uang dipegang di tangan akan cepat habis  memang tepat adanya, terlebih bagi orang yang tidak dapat mengendalikan keinginan.
Cara terbaik untuk mengendalikan keuangan adalah dengan cara langsung membaginya sesuai pos-pos kebutuhan saat gajian, misalnya untuk kebutuhan sehari-hari, untuk bayar listrik dan air, bayar uang sekolah, uang transport, uang untuk  kebutuhan  refreshing keluarga dan uang untuk disimpan sebagai tabungan atau dana investasi.
Pengelolaan keuangan keluarga biasanya dipegang oleh ibu rumah tangga, namun ada pula ibu rumah tangga yang hanya mendapat jatah bulanan untuk belanja kebutuhan sehari-hari. Â Namun biasanya, meskipun hanya mendapat jatah uang belanja bulanan, ibu rumah tangga tetap dapat menyisihkan uang tersebut menjadi tabungan.
Banyak ibu-ibu rumah tangga memilih arisan sebagai salah satu cara untuk menyisihkan uang belanja sebagai tabungan, namun sayangnya, saat mendapat giliran menerima uang arisan, banyak yang menggunakannya untuk membeli barang-barang konsumtif yang harganya cukup mahal, sehingga tujuan untuk menabung tidak tercapai.
Alasan saya mengikuti arisan juga sama, yaitu untuk menyisihkan uang belanja dan juga untuk menjaga tali silahturahim dengan tetangga tentunya. Namun, setiap kali nama saya keluar dari kocokan arisan, saya minta dimasukan kembali dan baru akan mengambil saat putaran arisan akan berakhir, begitu seterusnya setiap tahun.
Alasan saya mengambil giliran terakhir adalah supaya tujuan menabung benar-benar terpenuhi, dan menurut saya arisan menjadi sarana yang tepat untuk dapat menabung secara rutin setiap bulan dengan catatan bahwa semua anggota arisan sudah teruji loyalitasnya.

Selain uang arisan, dana lain yang masukan ke dalam rekening tersebut adalah uang 'angpao' yang diterima anak saya saat hari raya. Â Tidak memberi kebebasan kepada anak untuk menggunakan uang hari raya sesuka mereka sudah saya tanamkan sejak mereka kecil, karena saya ingin mereka dapat membedakan, apa yang benar-benar menjadi kebutuhan dan layak untuk dipenuhi atau yang hanya sekedar menjadi keinginan semata. Â Mereka pun mengetahui bahwa uang hari raya mereka tersimpan aman di Bank.
Selain mengetahui ketentuan dari jenis tabungan yang dipilih, saya juga memastikan bahwa Bank tempat saya menabung adalah Bank Peserta Penjaminan LPS, dan memastikan simpanan saya memenuhi 3T yaitu tercatat dalam pembukuan Bank, tingkat bunga simpanan tidak melebihi tingkat bunga jaminan dan tidak melakukan tindakan yang merugikan Bank.
Menyimpan uang arisan dan uang hari raya di Bank peserta LPS  bukan tanpa alasan. Alasan pertama tentu agar uang tersebut aman, maksudnya aman tersimpan hingga tidak digunakan untuk hal-hal yang tidak perlu, aman dari tindakan orang-orang yang berniat  jahat. Kedua tenang karena ada jaminan terhadap simpanan sehingga tidak khawatir bila terjadi hal luar biasa pada bank tersebut. Ketiga, karena terjamin maka ada kepastian terhadap nasib simpanan sehingga tidak perlu takut untuk menyimpan uang di Bank.