“dari El-IF, Semoga cepet Novi langsing”
Yang menuliskan tentu teman baik seorang bernama Novi, dan dalam hati saya berpikir adakah yang mendoakan saya cepat langsing? *nyengir
Yang paling menarik adalah tulisan ini.
Membaca harapan tersebut, apa yang terlintas dipikiran pembaca? Saya membacanya sebagai sebuah harapan dari sepasang kekasih yang memiliki perbedaan keyakinan namun ingin tetap mempertahankannya.
Setiap orang pasti memiliki harapan, karena harapan merupakan keinginan yang diharapkan agar menjadi kenyataan, dan harapan ini seringkali menjadi penambah semangat saat seseorang sedang menjalani sebuah proses, namun seringkali menjadikan seseorang putus asa saat menghadapi kenyataan yang tidak sesuai dengan harapan.
Berbicara mengenai harapan, saat mengunjungi Sumatera Utara yang diawali dari Bandara Silangit menuju Samosir kemudian ke Tanah Karo hingga kota Medan, saat berbelanja dan mengetahui saya dari Jakarta, beberapa kali saya ditanya oleh warga mengenai Ahok alias Basuki Tjaha Purnama yang saat ini menjadi gubernur DKI dan sedang mencalonkan diri kembali sebagai gubernur untuk kedua kalinya.
Mereka bertanya apakah saya memilih Ahok, dan saat saya jelaskan bahwa saya bukan warga DKI sehingga tidak ikut pilkada DKI, mereka tetap menceritakan kekagumannya pada gubernur DKI ini dan berharap bisa memiliki gubernur seperti Ahok, bahkan munculnya pro kontra yang ada di Jakarta mengenai Ahok, ada warga yang mengatakan, kalau Jakarta tidak menginginkan Ahok, biarkan ke Sumatera Utara saja, cocok Pak Ahok di sini.
Keinginan warga Sumatera Utara memiliki gubernur seperti Ahok bukan tanpa alasan, karena propinsi terbesar ketiga di Indonesia ini sudah dua kali memiliki pemimpin yang terlibat kasus korupsi dan merasa pembangunan di Sumatera Utara sangat lambat.
Sebagai wisatawan, saya juga menyayangkan, keindahan alam yang dimiliki Sumatera Utara, tidak ditunjang dengan infrastuktur yang baik. Jalan raya menuju tempat wisata tidak sebagus jalan raya saat saya di Lombok, begitu juga dengan jalan di kota Medan yang macet dan tampak semerawut.
Selain itu juga mereka pasti melihat perubahan Jakarta dari media baik media televisi ataupun media sosial, baik dari layanan sosial untuk masyarakat maupun kondisi kota yang lebih bersih dan rapi, dan mereka tentu ingin melihat Ahok sebagai pemimpin yang antikorupsi dan konsisten mengingatkan pejabat dibawahnya untuk tidak korupsi.