Tulisan ini terinspirasi dari kejadian yang menimpa tulisan yang saya posting kemarin. Judul tulisan tersebut adalah " Seragam Staf DPR Rp. 2,1 M?", beberapa menit kemudian iseng saya membuka Kompas.com, dan ternyata di kolom Kompasiana Kompas.com muncul tulisan saya tersebut, dan berada di baris atas (di bold jadi jelas terlihat) tetapi lucunya, judul tulisan berubah menjadi " Seragam Staf DPR Rp 21 M?". Rupanya tanda koma (,) pada judul tulisan saya tidak muncul di Kompas.com. Karena penasaran, saya klik judul yang ada di kolom tersebut, dan ternyata link-nya tetap menuju kepada judul tulisan yang sebenarnya. Saya tidak mengetahui mengapa kejadian tersebut bisa terjadi, tetapi dengan saya menyampaikan ini, mungkin bisa menjadi masukan buat admin dan kompas.com untuk perbaikan. Dari kejadian atas, saya disadarkan, bahwa tanda koma pada judul tulisan saya itu memiliki peranan penting. Bila pembaca Kompas.com hanya membaca judul dan tidak mengklik isi tulisan, maka yang ditangkap oleh si pembaca hanya berita sesuai judul yang terdapat pada Kompas.com (Seragam Staf DPR Rp 21 M?) beda dengan maksud isi tulisan saya yang sebenarnya. Tanda koma (,) merupakan sebuah tanda baca, tanda baca lain yang umum digunakan antara lain, tanda titik (.), tanda kurung (()), tanda kutip ('), tanda petik ("), tanda seru (!), tanda tanya (?), tanda hubung (-) dan tanda titik dua (:). Pengenalan dan penggunaan tanda baca ini sudah kita dapatkan sejak kita duduk di Sekolah Dasar, bahkan saat ini penggunaan tanda baca juga sudah diatur dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan yang terdapat dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2009. Dalam dunia tulis menulis, penggunaan dan penempatan tanda baca yang tepat pada sebuah tulisan sangatlah diperlukan. Bila seorang penulis tidak dapat menggunakan dan menempatkan tanda baca yang tepat, kemungkinan besar dapat menimbulkan kesalahan persepsi isi tulisan oleh pembacanya. Sehingga tujuan si penulis tidak dapat tersampaikan dengan baik. Dalam kehidupan tulis menulis bahasa sehari hari dan tulisan yang ada di dunia maya, penggunaan tanda baca ini lebih bervariasi dan tentunya tidak sesuai dengan pedoman penggunaannya. Tidak jarang saya menjumpai status Facebook, BBM maupun Twitter teman-teman saya yang hanya menggunakan tanda baca untuk mengekspresikan isi hatinya. misalnya : ???????? atau ........ Bila melihat isi status seperti itu sebagai pembaca seringkali membuat kita bertanya-tanya apa yang sedang terjadi/ dirasakan oleh si pembuat status. Penggunaan tanda baca pada status sosial media juga seakan dapat memperjelas gambaran suasana hati si pembuat status, berikut contoh status FB orang sedang marah. Contoh ini diambil dari status FB salah seorang teman saya : kebaikanku kau balas dengan kejahatanmu....keep silent aja deh smoga Tuhan yang balas semuanya!!!! Dalam percakapan tertulis sehari-hari, seperti dalam sms, bbm, ym atau email, seringkali timbul kesalahan komunikasi akibat kita lupa atau salah menggunakan tanda baca. Karena pada bahasa tulisan sehari-hari kita jarang menggunakan kalimata tanya, sebuah pertanyaan yang di sampaikan si penulis pesan, sering berubah menjadi sebuah pernyataan menurut si pembaca , dan terkadang meyebabkan sebuah perselisihan. Contoh, seorang gadis menerima sms berisi " ayahmu galak " dari seorang pemuda yang malam itu berencana hendak berkunjung ke rumah untuk pertamakalinya. Tujuan si penulis pesan sebenarnya bertanya "ayahmu galak?" Karena tidak ada tanda tanya (?), maka tentunya si gadis bingung kenapa pemuda ini berkata ayahnya galak. Jawaban si gadispun pasti akan beragam, kalau memang ayahnya galak pasti ia akan menjawab " Kok tau sih ayahku galak? Emang pernah ketemu ya? Bila ayah si gadis tidak galak, pasti jawabnya menjadi " ngak kok, ayahku baik." Itulah uniknya sebuah tanda baca, meskipun hanya sebuah simbol, tapi dapat memberikan sebuah makna tersendiri pada sebuah kalimat. sumber gambar disini
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI