Mohon tunggu...
Fadly Rakefing
Fadly Rakefing Mohon Tunggu... Buruh - Maluku Tengah

Mengabdi untuk Republik

Selanjutnya

Tutup

Politik

Siapa di Balik Mobilisasi Isu Kebangkitan PKI?

19 Februari 2018   01:01 Diperbarui: 19 Februari 2018   01:47 2864
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi isu PKI - foto: RMOL

Siapapun mendengar kata PKI saat ini seperti diseret kembali ke masa dimana Lubang Buaya diwarnai tetesan darah para Pahlawan Revolusi. Terlebih bagi mereka yang terlahir semasa era Orde Baru ketika film kekejaman G30S/PKI sempat menjadi tontonan wajib pergantian bulan September ke Oktober setiap tahunnya.

Darah para jenderal kusuma bangsa seperti dipertontonkan dan didogmakan membekas di benak anak bangsa betapa kejamnya PKI kepada bangsa Indonesia. Wajar jika kemudian rasa trauma berkepanjangan terhadap PKI layaknya diwariskan dari generasi ke generasi secara turun-temurun.

Ketakutan serupa kini seperti sedang dibangun oleh pihak-pihak yang ingin memanfaatkan situasi tersebut. Trauma masyarakat yang berlebihan terhadap PKI dicoba untuk dibangkitkan kembali melalui isu-isu yang tidak jelas sumbernya. Bahkan mereka tidak segan-segan membuat skenario sehingga ada adegan settingan yang seolah-olah menggambarkan komunis telah bangkit di bumi pertiwi.

Padahal yang terjadi sebenarnya bukan kebangkitan PKI melainkan kebangkitan isu PKI yang sengaja dibuat untuk menyerang Pemerintah Jokowi. Sejak pertama menjabat, Jokowi memang menjadi sasaran tembak isu PKI bahkan difitnahkan dengan beragam isu terkait komunis. Tidak sampai di situ PDI Perjuangan sebagai partai pengusungnya pun difitnah sebagai partai yang dekat dengan komunis.

Mereka yang menuduh dan memfitnahkan demikian tak ubahnya para oportunis yang tak pernah membuka buku sejarah. PDI Perjuangan dilahirkan ketika rasa nasiolisme sedang diusik amat kuat. Ketika kecintaan kepada Tanah Air dan bangsa sedang dalam ujian terberat. Dan sama sekali berbeda dengan paham marxisme ataupun komunisme yang lahir bukan dari akar budaya bangsa. PDI Perjuangan yang juga telah banyak melahirkan para pemimpin bangsa termasuk Jokowi lahir dan tumbuh dari akar budaya bangsa Indonesia yang berbhineka tunggal ika.

Sayangnya hantaman isu PKI begitu keras dibenturkan kepada Jokowi dan PDI Perjuangan secara tidak adildalam beberapa waktu terakhir. Namun bukan sesuatu yang sulit untuk mengetahui siapa saja para penunggung kuda di bali upaya kebangkitan isu PKI. Sebab semuanya bisa ditelusuri secara ilmiah.

Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) misalnya melakukan survei opini publik nasional tentang isu kebangkitan PKI pada akhir tahun lalu dan ditemukan bahwa opini kebangkitan Partai Komunis Indonesia (PKI) di masyarakat tidak terjadi secara alamiah.

Lembaga survei terpercaya itu menemukan bahwa isu tersebut ternyata merupakan hasil mobilisasi opini kekuatan politik tertentu, terutama pendukung Prabowo, mesin politik PKS dan Gerindra. Hasil tabulasi silang dengan preferensi partai politik juga menunjukkan, mereka yang percaya PKI 'bangkit' kebanyakan merupakan pemilih PKS (37 persen), Gerindra (20 persen), dan PAN (18 persen).

Melalui metode ilmiah tersebut dapat diketahui siapa saja yang menjadi penunggang kepentingan atau mereka yang menginginkan isu kebangkitan PKI kembali menjadi tren di kalangan masyarakat.

Di sisi lain melalui tangan-tangan pihak berwajib pula bukan sesuatu yang sulit untuk mencokok mereka yang berkepentingan isu PKI bangkit. 

Polres Bogor misalnya sudah berhasil mengamankan enam pelaku dan penyebar video persekusi terhadap tunawisma yang dituduh komunis di Kampung Dayeuh, Kecamatan Cileungsi. Adapun kejadian tersebut terjadi pada Sabtu (10/2) dini hari. Dari kasus tersebut juga diketahui bahwa video PKI di Bogor yang sempat viral beberapa waktu lalu ternyata hanya settingan para pelaku yang kini telah ditangkap aparat tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun