Mohon tunggu...
ARI SUDRAJAT
ARI SUDRAJAT Mohon Tunggu... Penulis - Jurnalis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Jadilah bagian dari perubahan untuk bangsa yang besar

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Refleksi 1 Abad NU, Meluruskan Sejarah PKI dan Nahdlatul Ulama

7 Februari 2023   12:03 Diperbarui: 7 Februari 2023   12:15 524
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Penulis: Ahmad Sahlul Mafakhir Kaffa El Farazdaq/dokpri

Dengan begini teman-teman sekalian tidak elok rasanya jika kaum komunis dan islamis berseteru sebab bukankah anasir-anasir komunis itu sama dengan anasir-anasir islam? yakni kemerdekaan, persamaan dan persaudaraan.

Seperti persamaan yang di sabdakan nabi kalian sendiri yakni Muhammad SAW dalam hadis yang berbunyi 'Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu.' atau persaudaraan seperti yang di nyatakan oleh tuhan yang maha esa dalam Al Qur'an surat Al-Hujarat ayat 13 'Hai manusia, sungguhlah kami telah menjadikan kamu dari seorang laki laki dan perempuan, dan kami jadikan dari padamu suku-suku dan cabang-cabang keluarga, supaya kamu berkenalan satu sama lain.

Maka daripada itu temen temen sekalian sungguh dangkal dan sempit sekali jika hari ini ada yang berfikiran bahwa marhaenis kiri soekarno adalah marhaen yang tidak bertuhan.

Oleh sebab karena ia tidak ingin dan paham betul bahwa komunis seutuhnya marx itu tidak bisa di terapkan di Indonesia atau islamis arab itu pula tidak bisa sepenuhnya di terapkan di indonesia maka munculah satu dasar gagasan yang begitu harum namanya ' through arrenk afrika ' menggelegar sampai negeri Afrika namanya yakni NASAKOM (Nasionalis Agamais Komunis) yang kemudian di sempurnakan kembali menjadi THE PANCASILA.

disinilah kekuatan Nasakom tersebut di sadari oleh mantan presiden ke-4 sekaligus mantan ketua umum NU dan cucu daripada pendiri NU KH. Hasyim Asy'ari yaitu KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Beliau mengatakan 'saya tahu banyak kyai-kyai NU yang jadi korban, tapi tak sedikit juga orang orang PKI yang jadi korban.

Bahkan paman saya KH. Yusuf Hasyim merupakan pimpinan ansor yang turut melawan PKI. Saya tidak menyalahkan kyai-kyai NU yang mengambil sikap keras terhadap PKI, baik NU maupun PKI sama sama korban keadaan. membunuh atau di bunuh itu yang terjadi. masalahnya, pak Harto menimpakan seluruh kesalahan pada PKI dan seolah olah tentara bersih.

Sekarang sudah banyak peneliti yang melihat perisitwa 65 dari berbagai sudut pandang yang menunjukkan adanya persoalan internal tentara, tepatnya di angkatan darat. tidak ada faktor tunggal dalam perisitiwa itu. sekali lagi NU dan PKI adalah korban keadaan.

Karena itu, tak ada salahnya kalau saya minta maaf, karena saya tidak mau mewariskan kebencian pada generasi muda NU. Dengan pemaafan, maka ke depan generasi muda NU akan lebih ringan beban sejarahnya. Begitulah cakap Gus Dur.

Karena beliau memahami tiga puluh tahun lamanya Soeharto berkuasa dengan cara menimpakan seluruh kesalahan pada PKI yang keji dan tidak bertuhan menurut Soeharto. bahkan efek itu menyebar hingga hari ini ke semua kalangan lapisan masyarakat.

Padahal Soekarno sudah berkata dalam pidatonya di istana 'siapa yang mengatakan ya aku pancasila tetapi aku anti komunis itu artinya sama saja dengan mengatakan 'ya aku pancasila tetapi aku anti nasionalis, ya aku pancasila tetapi aku anti agamis.'

Bahkan Gus Dur sendiri saat menjadi presiden ingin menghapus tap MPRS No. XXV/1996 terkait larangan ajaran komunisme, karena Gus Dur paham dan percaya harus adanya upaya rekonsiliasi dan pelurusan sejarah, dan begitu pula sebaliknya. Sekaligus epilog saya kali ini bahwa kecintaan Soekarno kepada NU tidak perlu di ragukan lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun