Mohon tunggu...
Ari Sipahelut
Ari Sipahelut Mohon Tunggu... Human Resources - Musafir

Musafir yang melangkah selangkah demi selangkah

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Produk Halal Bukan Hanya Soal Makan dan Minum

12 Oktober 2017   21:12 Diperbarui: 17 Oktober 2017   07:27 578
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Hidup di zaman sekarang memang sangat susah untuk mendapatkan barang atau produk yang berkualitas baik. Barang dengan harga yang mahal pun tidak menjamin bahwa kualitas barang itu baik. Apalagi barang atau produk dengan harga yang murah. Bukan hanya soal harga, tetapi menyangkut produsen barang. Tidak menjamin walaupun suatu produk telah diiklankan di banyak stasiun televisi dengan merk yang terkenal akan memiliki kualitas produk yang baik. 

Maka tak heran banyak sekali konsumen yang protes pada penjual produk di pasar atau mall. Padahal pihak penjual pun tidak bisa bertanggungjawab secara langsung terhadap kualitas barang yang dijual. Bagi produk dengan merk ternama biasanya terdapat nomor telepon (yang katanya bebas pulsa) jika ada saran atau keluhan dari konsumen. Tapi fakta yang ada, banyak sekali konsumen yang terkesan malas untuk menghubungi nomor telepon yang terdapat pada kemasan produk. Dari penjelasan itu, saya memaknai sebuah produk dikatakan halal bukan hanya karena produk tersebut tidak mengandung kandungan yang haram tapi juga layak untuk dipakai atau dikonsumsi.

Karena itu, jelas bahwa diperlukan sebuah badan pengawas untuk mengawasi semua produk yang beredar di pasaran. Hal ini diperlukan untuk mengantisipasi beredarnya produk yang tidak layak pakai atau konsumsi. Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal memang sangat diperlukan. Memang jika mau realistis akan sangat sulit untuk membendung produk yang tidak layak beredar di pasaran. 

Saya punya pengalaman mengenai produk yang tidak layak pakai. Namun pengalaman ini tidak berkaitan dengan produk yang dikonsumsi, tapi berkaitan dengan produk yang dipakai. Beberapa bulan lalu (sekitar Juni 2017), saya pergi ke sebuah supermarket terkenal di Jayapura untuk membeli barang kebutuhan rumah sehari-hari seperti sabun mandi, sabun cuci dan lain-lain. 

Ketika sampai di rumah setelah berbelanja di supermarket, saya ingin segera membersihkan diri dengan mandi menggunakan sabun mandi (batangan) yang baru saya beli. Saya pun membuka produk sabun mandi batangan (sabun mandi ini adalah sabun mandi kesehatan yang sangat terkenal). Namun alangkah kagetnya saya ketika melihat sabun mandi batangan itu terdapat bintik-bintik hitam. 

Saya berpikir bahwa mungkin bintik itu hanya terdapat dalam satu kerjasama saja. Ketika membukan kemasan yang lain, saya pun melihat bintik hitam itu terdapat di sabun mandi lainnya. Bahkan 5 buah sabun mandi yang saya beli itu, semuanya terdapat bintik-bintik hitam. Betapa kecewanya saya melihat dan mengalami hal tersebut. Saya berasumsi jika produk telah terkenal, maka tidak perlu lagi diragukan kualitasnya. Namun ternyata asumsi itu salah besar. 

Dari hal itulah, saya berpendapat bahwa Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal tidak boleh hanya mengawasi produk yang dikonsumsi saja tetapi juga dipakai oleh manusia. 

Semoga sukses Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal. Agar masyarakat yang telah bekerja mati-matian tidak lagi dimatikan oleh produk yang tidak halal dan tidak layak yang mereka beli. 

Salam 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun