Mohon tunggu...
Ari Sipahelut
Ari Sipahelut Mohon Tunggu... Human Resources - Musafir

Musafir yang melangkah selangkah demi selangkah

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Belajar Memimpin dari Kaca dan Cermin

9 Oktober 2017   18:02 Diperbarui: 9 Oktober 2017   18:26 621
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pada dasarnya semua manusia adalah pemimpin, setidaknya menjadi pemimpin bagi dirinya sendiri. Menjadi pemimpin adalah sebuah hal yang perlu terus dipelajari baik dalam pendidikan formal/informal maupun melalui pengalaman hidup. Banyak bawahan yang terkadang mengkritik pimpinannya secara diam-diam, namun ketika menjadi pemimpin ia sendiri tidak mampu menjadi pimpinan yang baik. Kita juga bisa menjadi pemimpin tapi tidak memiliki jiwa kepemimpinan. Kepemimpinan itu berbicara tentang pengaruh.

Seorang pemimpin yang baik adalah seorang pemimpin yang mampu memberi pengaruh yang baik bagi bawahannya. Lalu bagaimana seorang pemimpin bisa memberi pengaruh yang baik bagi bawahannya? Sekedar catatan, saya menulis artikel ini bukan karena saya telah menjadi pemimpin yang baik. Tapi karena saya sedang berusaha menjadi pemimpin paling tidak bagi orang yang saya didik. Saya pernah mendengar pengajaran yang diberikan oleh dosen saya tentang menjadi pemimpin yang baik. Dulu, beliau mengatakan: "menjadi pemimpin itu perlu belajar dari kaca dan cermin". 

Tak dapat disangkal bahwa seorang pemimpin dilihat dari kiprahnya dalam memimpin. Apakah ia telah berhasil atau gagal? Namun lebih dari itu, pemimpin harus juga dapat merespons dengan baik kegagalan atau keberhasilan dengan baik. Pemimpin yang mampu merespons kegagalan atau keberhasilannya dengan baik pasti akan memberikan pengaruh bagi orang yang dipimpinnya. 

Belajar Dari Kaca Jika Berhasil

Ibarat kita berada di rumah kita yang memiliki kaca, kita bisa melihat orang lain yang berada di luar rumah kita. Pemimpin yang baik jika berhasil pasti melihat kaca. Artinya ia sadar bahwa ia dapat berhasil bukan karena dirinya sendiri, namun keberhasilan itu ia peroleh karena orang lain yang menolongnya sehingga ia berhasil. Ia menganggap bahwa keberhasilan itu bukan hasil dari usahanya sendiri tapi karena ada orang di sekitarnya yang membantu baik lewat tenaga, pemikiran maupun doa. 

Belajar Dari Cermin Jika Gagal

Sebaliknya, jika pemimpin gagal ia harus melihat ke cermin dan ia melihat dirinya sendiri. Artinya, jika seorang pemimpin gagal dia harus meyakini hatinya bahwa kegagalan ini adalah karena kegagalannya sendiri. 

Banyak dari kita sebagai pemimpin historis melakukan sebaliknya. Jika berhasil,kita melihat cermin sehingga kita berpikir bahwa keberhasilan ini adalah karena kita yang melakukannya. Jika gagal, kita justru melihat kaca dan menganggap bahwa kegagalan ini karena orang lain sehingga kita gagal. Di balik keberhasilan seorang pemimpin, ada orang lain yang mendukungnya. Di balik kegagalan seorang pemimpin,ada diri pemimpin itu sendiri. 

Salam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun