Mohon tunggu...
Aris Heru Utomo
Aris Heru Utomo Mohon Tunggu... Diplomat - Penulis, Pemerhati Hubungan Internasional, kuliner, travel dan film serta olahraga

Penulis beberapa buku antara lain Bola Bundar Bulat Bisnis dan Politik dari Piala Dunia di Qatar, Cerita Pancasila dari Pinggiran Istana, Antologi Kutunggu Jandamu. Menulis lewat blog sejak 2006 dan akan terus menulis untuk mencoba mengikat makna, melawan lupa, dan berbagi inspirasi lewat tulisan. Pendiri dan Ketua Komunitas Blogger Bekasi serta deklarator dan pendiri Komunitas Blogger ASEAN. Blog personal: http://arisheruutomo.com. Twitter: @arisheruutomo

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Menengok Jejak Nenek Moyang Bangsa Tiongkok

6 Januari 2015   19:57 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:42 309
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_345062" align="alignnone" width="700" caption="Patung Manusia Peking di Situs Zhoukoudian (foto:dokpri)"][/caption]

Memanfaatkan waktu libur di awal tahun baru 2015, kami sekeluarga mengunjungi obyek dan kawasan wisata yang memperkenalkan kehidupan manusia purba di Tiongkok pada sekitar 600 ribu tahun lalu. Adapun tempat yang kami kunjungi adalah Museum Manusia Peking dan Situs Zhoukoudian yang terletak di gunung Longgu, desa Zhoukoudian, distrik Fangshan, sekitar 50 km barat daya Beijing. Desa ini cukup terkenal di dunia, khusus oleh para paleo antropolog, sejak ditemukannya fosil manusia Peking dan hewan serta benda-benda primitif lainnya, sebagai tempat untuk meneliti asal usul manusia dan menguak rahasia kehidupan manusia purba.

Setelah menempuh perjalanan selama sekitar 1,5 jam, cukup lambat karena ada kemacetan di beberapa ruas jalan, kami pun tiba di Zhoukoudian. Tempat pertama yang kami kunjungi adalah Museum Manusia Peking yang berdiri megah di pinggir jalan raya yang membelah desa Fangshan. Museum Manusia Peking ini dibangun pertama kali pada tahun 1953 dengan nama Museum Manusia Kera. Setelah dilakukan renovasi pada tahun 1994, museum yang berjarak sekitar 2 km dari tempat ditemukannya fosil-fosil tulang manusia purba tersebut kemudian diberi nama baru “Museum Situs Zhoukoudian” guna merujuk tempat ditemukannya fosil-fosil tengkorak manusia purba yang diperkirakan hidup ratusan ribu tahun lalu di kawasan gunung Longgu Zhoukoudian.

Setelah membayar tiket masuk sebesar 30 yuan, kami memasuki bangunan seluas sekitar 1.000 meter persegi dan bergaya arsitektur modern. Pada museum ini ditampilkan sejumlah benda-benda temuan dari situs di Gunung Longgu seperti tempurung kepala manusia Peking yang diperkirakan hidup sekitar 600 ribu tahun lalu, manusia Xindong yang hidup sekitar 100 ribu tahun lalu dan manusia gua yang hidup sekitar 18 ribu tahun lalu.

[caption id="attachment_345063" align="alignnone" width="700" caption="Ilustrasi penggunaan api pada jaman manusia purba (foto:dokpri)"]

1420523664572589645
1420523664572589645
[/caption]

Selain benda-benda temuan, ditampilkan pula replika dan patung-patung manusia dan hewan purba untuk menggambarkan kehidupan ratusan ribu tahun lalu di kawasan Zhoukoudian, khususnya di sekitar Gunung Longgu. Diperlihatkan bagaimana manusia purba menggunakan api dan alat-alat produksi primitif dari batu, berburu dan mengolah hewan buruan untuk santapan sehari. Diperlihatkan pula bagaimana manusia purba, khususnya wanita, belajar membuat pakaian dengan alat yang sangat sederhana.

Di bagian akhir ruang pamer, terdapat epilog menarik yang di salah satu dinding yang berbunyi “Dari mana manusia berasal? Kapan peradaban manusia dimulai? Dimana nenek moyang bangsa Tiongkok hidup?. Penggalian situs Zhoukoudian merupakan salah satu langkah untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan semacam itu”.

Dari museum situs Zhoukoudian, kami kemudian meluncur ke museum alam situs Zhoukoudian di gunung Longgu yang berjarak sekitar 2 km dari museum situs Zhoukoudian. Untuk dapat memasuki museum alam ini pengunjung kembali dikenakan tiket masuk sebesar 30 yuan per orang.

Dari museum alam gunung Longgu, dari puncaknya pengunjung dapat memandang kawasan pegunungan di sekitarnya yang cantik. Museum alam Gunung Longgu ini merupakan tempat pertama kali ditemukannya sejumlah tulang belulang manusia dan hewan serta benda-benda purbakala lainnya. Penamaan Gunung Longgu (yang berarti Gunung Tulang Naga) diberikan oleh warga Zhoukoudian karena sering ditemukannya tulang-tulang yang dianggap sebagai tulang naga, yang kemudian diambil dan dijual untuk dijadikan obat tradisional Tiongkok.

[caption id="attachment_345064" align="alignnone" width="700" caption="Salah satu gua tempat ditemukannya fosil manusia purba di situs Zhoukodian (foto:dokpri)"]

1420523716533600130
1420523716533600130
[/caption]

Di gunung Longgu terdapat gua-gua yang tetap dipelihara keasliannya seperti “Gua Bagian Atas”, Gua “Manusia Gua Baru”, “Gua Burung” dan “Gua Manusia Kera”. Gua-gua tersebut adalah tempat tinggal Manusia Peking sekitar 600 ribu tahun lalu, manusia Xindong yang hidup sekitar 100 ribu tahun lalu dan manusia gua yang hidup sekitar 18 ribu tahun lalu. Melongok gua-gua tersebut kita akan terbawa ke masa ratusan ribu tahun yang lalu dan membayangkan bagaimana manusia membuat dan menggunakan api serta membuat dan memilih alat batu untuk dapat dijadikan senjata atau alat produksi primitif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun